Berkenalan dengan Istilah Budak Korporat dikalangan Pekerja Kantoran
Setelah lulus kuliah cukup banyak perdebatan berbagai kubu tentang Corporate Life VS The Hype Start-Up life. Iya, sebenarnya ini kayak versi lain dari Working Mom VS Home Mom.
Belakangan ini dunia startup sedang berkembang dengan pesat banyak sekali bermunculan perusahaan-perusahaan startup baru di Indonesia tak heran banyak yang ingin memulai karir di dunia startup. Meskipun demikan dunia Corporate juga tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi para jobseeker untuk bisa berkarir di dalamnya.
Budak Korporat
Familiar dengan istilah “Budak Korporat?” Stempel yang ditujukan bagi orang-orang yang bekerja 9 to 5 (atau lebih) dari Senin sampai Jumat (atau bahkan Sabtu) di suatu korporasi, demi mendapat gaji bulanan, yang nominalnya sering dianggap tidak seberapa.
Sebagai bumbu drama terhadap definisi ini, beberapa budak korporat kerap dianggap “bisanya cuma disuruh-suruh atasan”, dipaksa lembur, dan menerima remunerasi bulanan yang nyaris tidak sebanding dengan energi dan waktu yang didedikasikan.
Failitas yang Didapat
Perusahaan startup untuk gaji yang diberikan akan sangat tergantung dari besar atau tidaknya perusahaan tersebut. Perusahaan startup yang mempunyai suntikan investasi dana yang tinggi, biasanya juga akan memberikan nilai gaji yang tinggi pada karyawannya dan sebaliknya. Namun, untuk bonus dan tunjungan tidak semua startup memfasilitasi hal ini mengingat startup adalah perusahaan yang baru merintis tapi sekali lagi hal ini tergantung besar atau kecilnya perusahaan.
Sedangkan untuk perusahaan corporate gaji yang diberikan akan lebih jelas aturan mengenai besaran gajinya, tunjangan maupun uang lembur. Untuk bonus sendiri perusahaan corporate terbilang cukup loyal terhadap karyawannya, hal ini didasari karena Corporate sudah lebih stabil. Corporate juga jelas lebih banyak menfasilitasi fasilitas penunjang bagi karyawannya seperti asuransi, kendaraan bahkan tempat tinggal.
Budaya Kerja
Sebagai perusahaan rintisan yang memperkerjakan pegawai kurang dari seratus orang, startup biasanya menghilangkan hierarki antara bos dan karyawan. Kamu akan memiliki kesempatan untuk memiliki kontak dengan CEO secara teratur, bertukar ide dengan porsi yang lebih banyak, atau sekedar makan siang bersama dengan seluruh tim, hal-hal seperti ini tidak akan kamu temukan apabila bekerja di sebuah korporasi. Sekalipun demikian, kamu akan dituntut menjadi jack of all trades, pekerja fleksibel yang serba bisa. Kamu akan benar-benar belajar banyak hal karena harus menangani beberapa tugas sekaligus. Bekerja dengan tim kecil juga membuat setiap kontribusi yang diberikan oleh para pegawainya berpengaruh langsung dalam keseluruhan perusahaan.
Di perusahaan korporasi kamu tidak harus menjadi orang yang serba tahu, melainkan menjadi pekerja yang memiliki tugas yang spesifik. Diberi tanggung jawab yang jelas dimana akan menangani hal-hal yang memang dikuasai. Korporasi juga akan menjanjikan kenaikan gaji secara berkala dan memberikan beberapa tunjangan yang biasanya tidak dapat dipenuhi oleh startup. Bekerja di sebuah korporasi memang terdengar kolot, namun nyatanya mereka menawarkan beberapa nilai plus yang bermanfaat bagi sebagian orang. Korporasi menjadi tempat yang ideal bagi mereka yang berkompeten dalam tugas-tugas khusus dan lingkungan yang stabil.
Jadi sebenernya, option MAU JADI APA dan KERJAAN KAYAK APA yang mau dilakuin tuh sifatnya optional. Kita bisa pilih satu yang akan kita dalami dan kita bisa ambil peran disitu. Baik dalam skala korporat, start-up, government, ataupun keprofesian. Disinilah yang harus dipikirkan. Peran apa yang mau diambil dan kontribusi kayak apa yang mau dilakuin. Lalu sinergi kan lah pekerjaan kalian antar stakeholder untuk mencapai tujuan utama nya bareng-bareng. Semua pekerjaan tuh gak ada yang buruk. Tapi, akan menjadi buruk kalau tujuan pekerjaan kamu terburuk.