Dateng ke Psikolog pasti dikira “Gila”
Selama ini, banyak banget banget pandangan keliru kalau ‘orang gila’ aja yang harus berobat ke psikolog. Padahal siapapun boleh dateng buat konsultasi sama tenaga ahli tersebut, demi menjaga kesehatan mental. Pada dasarnya tiap orang punya masalah yang bisa didiskusikan sama psikolog. Mulai dari rasa cemas berlebih, gak percaya diri, sampai depresi. Itu berarti, gak perlu ada diagnosis khusus seperti gangguan jiwa.
Psikolog dan Psikiater Beda
Selain paradigma di atas, banyak orang awam yang juga keliru sampai menganggap psikolog dan psikiater sama. Dilansir dari Kode Etik Psikologi oleh Himpsi (Himpunan Psikologi Indonesia), psikolog dan psikiater sama-sama menangani masalah kejiwaan. Mereka memiliki konsentrasi praktik yang sama, seperti penanganan, pencegahan, diagnosa, dan terapi.
Tapi, ada beberapa hal yang membuat keduanya berbeda. Pertama, psikiater boleh memberikan terapi berupa obat-obatan atau farmakoterapi. Sementara, psikolog lebih fokus ke aspek sosialnya, seperti memberikan terapi psikologi atau psikoterapi. Buat menjadi psikolog pun seseorang perlu menempuh pendidikan sarjana psikologi selama kurang lebih empat tahun. Kemudian, setelah lulus perlu mengambil profesi psikolog buat bisa membuka praktik. Sementara, psikiater perlu menempuh pendidikan sarjana kedokteran buat mendapatkan gelar dokter umum. Kemudian, mengambil pelatihan residensi selama empat tahun dengan pengkhususan di bidang psikiatri. Baru kemudian psikiater mendapatkan gelar spesialis kedokteran jiwa.
Tanda Darurat Harus Ke Psikolog
Kesehatan mental sama pentingnya dengan tubuh. Jadi, siapa takut ke psikolog? Anggap aja kalian ingin curhat, tapi ke orang yang lebih profesional. Terutama kalau kalian mengalami tanda-tanda di bawah ini, segera cari bantuan psikolog tepercaya.
1. Mengalami kejadian traumatis
Kejadian traumatis seperti kecelakaan, musibah yang menghilangkan orang tercinta, kekerasan seksual atau perceraian, pasti meninggalkan luka batin mendalam. Trauma psikologis gak mungkin hilang begitu saja seiring berjalannya waktu. Wajar bila merasa sedih berkepanjangan, bahkan sampai menahun. Tapi, jangan biarin kalian terpuruk sendiri. Cobalah tuangkan perasaan ini ke psikolog. Siapa tahu, kondisi psikis kalianjadi lebih membaik setelahnya.
2. Gak menemukan support system dan solusi
Obat bagi mental breakdown terampuh sebenarnya adalah support system dari orang terdekat. Tapi, gak semua orang bisa mengerti guncangan yang sedang dialami. Kalaupun ada, mereka cuma bisa mengeluarkan kata ‘sabar’. Tempat besandar nihil, apalagi solusi buat keluar dari masalah. Kalau sudah begitu, jangan biarkan stresmu berlarut. Orang lain boleh gak peduli, tapi kamu masih punya harapan lain buat bisa ‘sembuh’ dengan meminta bantuan psikolog.
3. Mengganggu produktivitas
Saat diterpa masalah serius, coba perhatikan lagi apakah keseharian kalian ikut terganggu? Artinya rutinitas seperti sekolah atau kerja mulai gak seproduktif dulu, karena sikap kalian yang perlahan berubah. Kamu lebih sering bolos dan menghindar, bahkan hubungan sama orang lain merenggang lantaran kena imbas emos. Dikondisi ini, kalian juga butuh ‘tangan dingin’ seorang psikolog.
4. Pelarian ke arah negatif
Tahap paling dikhawatirkan dari orang yang stres berat, yakni ketika mencari pelarian ke arah negatif. Kadang hal tersebut dilakukan agar bisa melupakan masalah, tapi bukan menyelesaikannya. Semisal kecanduan alkohol, narkoba, atau judi. Gak sedikit pula karena depresi, ada yang berani melukai dirinya sendiri dan mencoba bunuh diri. Kalau kamu sampai di fase tersebut, segeralah ke psikolog.
Nah, sekarang udah pada tau kan pentingnya dateng ke seorang psikolog? jadi, kalau ada kerabat maupun teman yang dateng ke psikolog, bukan berarti mereka ‘gila’ ya.