Di Usia 76 Tahun Indonesia, Sudahkah Kita Merdeka Saat Ini?
Oleh: Ni Wayan Lewi Asih
Tak terasa 76 tahun peristiwa sejarah luar biasa itu terukir dalam sanubari hati masyarakat, dimana sebagai tonggak awal kemerdakaan rakyat Indonesia untuk benar-benar merasa bebas dari penjajahan. Namun keadaan ‘merdeka’ berbeda dengan nyatanya, banyak orang masih merasa takut berpendapat dan bersuara di ruang publik baik di sosial media maupun internet. Bukan hanya ancaman penjara, namun khawatir berbeda dari yang lain. Sudahkah kita benar-benar merdeka saat ini?
Peringatan 76 tahun Indonesia merdeka kali ini tidak bisa dirayakan semeriah tahun- tahun sebelumya. Sejak 2019 wabah Covid-19 membuat gerak dan gelak tawa masyarakat menjadi terbatas. Pemerintah dan masyarakat masih berkutat dengan wabah ini entah hingga kapan. Disisi lain kita memaknai bahwa 76 tahun merdeka bukanklah usia yang muda bagi negara ini untuk maju dan berkembang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merdeka adalah bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya); berdiri sendiri, tidak terkena atau lepas dari tuntutan, tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu; leluasa.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah orang miskin di Indonesia pada Maret 2021 sudah mencapai 27,54 juta orang. Jumlah itu membuat tingkat kemiskinan mencapai 10,14 persen dari total populasi nasional. Jika dibandingkan pada Maret 2020, jumlah penduduk miskin meningkat 0,36 persen atau naik 1,12 juta orang. Kemiskinan yang meningkat ini tercipta karena kesenjangan masyarakat yang semakin meningkat, akibat pandemi Covid-19 masyarakat harus terpaksa dituntut untuk berdiam diri dirumah usai sektor ekonomi mengalami pelemahan. Pengangguran kian meningkat, kemiskinan semakin menjadi serta dunia pendidikan yang kurang efektif akibat proses daring.
Kita lihat sekarang, sadar atau tidak sadar kita bergerak dan bertindak dalam tekanan yang amat dahsyat, kita hidup di jaman yang sangat materialistis, kemerdekaan kita tergadai untuk mengejar harta, kekuasaan dan mengikuti arus yang dibentuk oleh kapitalis. Akibatnya kita sering berbuat sesuatu yang bertentangan dengan akal dan hati nurani kita. Ditambah tekanan pandemi yang memaksa seakan bertahan hidup dengan segala cara. Secara fisik kita memang telah merdeka, tapi secara hakiki kita masih terkekang oleh ketakutan kemiskinan, kehinaan, dan ketidak berdayaan dalam pandangan manusia.
Diluar hal tersebut, banyak hal yang mesti kita patut syukuri bahwa sejatinya kita terlahir hidup yang nyaman di negara ini karena jasa para pahlawan bangsa yang tidak menyerah memperjuangkan kemerdeaan RI. Sepatutnya sebagai masyarakat kita tetap menjunjung tinggi nilai- nilai penting yang para pahlawan ajarkan kepada kita untuk tidak menyerah begitu saja karena keadaan.