Hidup Dengan Perbedaan Bisa Mempersatukan Sekaligus Bersimpang

Tanamtumbuh Media
3 min readSep 28, 2021

--

Sumber: void.id

Oleh: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz

Lantunan musik saat sedang lari pagi tiba-tiba terputar ke lagu yang sudah lama tidak saya dengar. Seketika kecepatan lariku semakin bertambah. Perasaan apa ini? Perasaan menggebu-gebu yang sudah lama tidak tercurah.

Astaga. Ternyata cuma rasa rindu saja karena sudah lama tidak mendengarnya. Playlist yang saya putar pagi itu memang kebetulan sudah ada sejak lama. Bila dilihat dari lagu pertama yang saya masukkan, playlist ini sudah tercipta pada tahun 2018. Tiga tahun adalah waktu yang cukup lama, bukan?

Lagu yang tiga tahun lalu selalu menemani macet-macetku di jalanan, yang menemaniku saat sedang berjuang dengan ujian, lagu-lagu yang juga turut mewarnai hari-hariku jika sedang tidak ada kegiatan. Terkadang, saya selalu ingin bisa mengulang perasaan saat sedang pertama kali mendengarkan lagu tersebut.

The feeling was….. Surreal.

Saya suka berpikir kalau perubahan lagu-lagu yang kita dengarkan dari kecil, hingga remaja dan saat dewasa, menggambarkan perkembangan kehidupan seseorang. Perubahannya bisa datang dari banyak sisi. Baik itu secara psikologis atau bisa juga dari fisiknya.

Kalau dari fisik mungkin bisa dari penampilan si pendengar. Berdasarkan pengamatan saya, ada orang-orang yang gemar terhadap suatu musik dan akhirnya memutuskan untuk berpenampilan menyerupai sang musisi. Mungkin kalau musisi kesukaannya itu Marilyn Manson, si pendengar akan bergaya dengan makeup dan kostum yang serba hitam. Lingkungan juga turut berpengaruh. Drugs, alcohol, and other kinds of things resemble the genre.

Beberapa tahun kemudian, mulai muncul, nih, rasa jenuhnya saat mendengar lagu-lagu Marilyn Manson. Tiba-tiba, temannya mengenalkan musik kpop alias Korean Pop. Grup musik yang beranggotakan laki-laki berdansa sambil menyanyikan lagu teranyar mereka. Tidak hanya yang laki-laki, grup perempuannya juga ikut didengarkan. Akhirnya masa-masa mendengarkan Marilyn Manson-nya pun hilang.

Saat sudah terjerumus ke fandom kpop, mulai terlihat lagi perubahannya. Dari yang senang berpenampilan serba hitam, sekarang penampilannya lebih berwarna dan jangan lupa ada tambahan aksesoris di tangan, yaitu light stick. Mungkin saja dari penataan kamarnya juga bisa berubah. Sekarang, kamarnya lebih banyak dihiasi oleh poster-poster idola kesukaannya.

Beberapa tahun menggeluti hobi tersebut, rasa jenuh itu kembali. Mungkin karena usianya juga yang sudah bertambah, kegiatan idoling mulai terasa melelahkan. Mulai dari harus mengikuti perkembangannya, membeli merchandise terbaru, bahkan sampai harus bertengkar dengan orang karena membela idolanya. Si pendengar akhirnya memutuskan untuk rehat sejenak.

Alamak. Ada hobi baru lagi kayaknya bakal muncul, nih. Ia mulai mendengarkan musik-musik karya musisi indie. Musisi yang kurang tenar dan masih merintis, ia hafalkan semua lagunya. Semua media sosialnya juga ia ikuti. Tak lupa untuk terus menghadiri gigs yang menghadirkan band/penyanyi favoritnya.

Semakin ke sini, kok, semakin berbeda, ya, feel-nya. Feel saat mengikuti musisi bertahun-tahun ini sudah tidak sama lagi. Ia merasa sudah paham manis pahitnya menggeluti hobi seperti ini. Setelah berpikir panjang, akhirnya keputusannya pun bulat.

“Aku sudah dewasa dan masih banyak yang harus aku lakukan. Terima kasih sudah menemani hari-hariku selama ini, ya. Sekarang, aku mau mulai merajut hidupku ke arah yang lain. Selamat tinggal.”

--

--

Tanamtumbuh Media
Tanamtumbuh Media

Written by Tanamtumbuh Media

Sebuah Publikasi Seni & Desain Secara Massal.

No responses yet