Kasus Penembakan di AS, Membuat Perempuan Asia Rentan Terhadap Kekerasan

Tanamtumbuh Media
2 min readMar 18, 2021

--

BBCnews.com

Dilansir dari BBC news (18/03/2021), terjadi insiden penembakan di panti pijat di Atlanta, AS yang menewaskan delapan orang. Dari delapan orang yang tewas, enam diantaranya adalah perempuan Asia. Penyelidikan ini mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan bentuk kejahatan ini apakah murni bermotif rasial. Namun, bisa saja kasus ini memiliki motif yaitu kecanduan akan seks terhadap perempuan.

Serangan ini terjadi ketika Amerika sedang mengalami peningkatan tajam dalam kejahatan terhadap warga keturunan Asia-Amerika. Pada Rabu (17/03/2021) identitas korban diumumkan oleh pihak berwenang. Deretan empat korban yang telah diidentifikasikan adalah Ashley Yaun (33), Paul Andre Michels (54), Xiaojie Yan (49) dan Daoyou Feng (44). Semantara korban yang mengalami luka-luka adalah Elcias R Hernandez-Ortiz.

Robert Aaron Long diidentifikasi sebagai tersangka yang melakukan kasus penembakan yang terjadi dua hari lalu. Dalam konferensi pers yang dilakukan pada hari Rabu (17/3) penyelidik menyatakan bahwa Robert Aaron Long adalah tersangka, dan dirinya pun mengakui telak melakukan penemabakan itu. Namun, pihak Robert membantah serangan penambakan yang dilakukannya memiliki motif rasisme.

Kapten Departemen Sherrif Cherokee Country, Jay Baker, dalam konferensi persnya mengatakan “Long tampaknya memiliki masalah dengan apa yang dianggap sebagai masalah kecanduang seks, dan jika melihat lokasi insiden ini Long melihat sebagai godaan yang ingin dia hilangkan,”

Kejadian penembakan bermula terjadi pada (16/03/2021) di Gold Spa di Acworth Cherokee County pukul 17.00 waktu setempat. Dua orang tewas di tempat kejadian dan tiga korban lainnya dibawa ke rumah sakit dan meninggal saat dibawa ke rumah sakit. Selain itu terdapat satu orang bernama Hispanik yang mengalami luka-luka.

--

--

Tanamtumbuh Media
Tanamtumbuh Media

Written by Tanamtumbuh Media

Sebuah Publikasi Seni & Desain Secara Massal.

No responses yet