Kebangkitan Museum Bahari Jakarta
Menilik wajah baru penjaga sejarah dan cerita kejayaan maritim Nusantara hingga pameran Kartorupa: Warisan Kartografi Nusa Jawa.
Mengawali tahun 2024, wajah Museum Bahari Jakarta telah mengalami banyak perubahan signifikan. Setelah sebelumnya bangunan bekas Belanda ini nampak kurang menjadikan estetika sebagai fokus utamanya. Singkatnya, museum yang terletak di Utara Jakarta ini semakin terlihat sangat modern.
Adapun bagian yang telah direnovasi yakni lobby utama Museum Bahari Jakarta. Renovasi yang dilakukan tidak terlepas dari potensi yang dimiliki oleh museum ini, potensi tersebut tercermin dari peran aktif Museum Bahari untuk terus berkembang menjadi pusat edukasi sejarah maritim Indonesia.
Alhasil, renovasi yang sudah rampung dikerjakan ini mengubah total cara pandang masyarakat terhadap museum. Saat ini museum terlihat jauh lebih bersahabat, Museum Bahari terlihat sangat bagus dan tertata rapi.
Renovasi yang dilakukan ini tidak terlepas dari peran Senyumuseum. Bahkan inisiasi diubahnya tampak depan Museum Kebaharian Jakarta ini ada hubungannya dengan acara Exposisi Batavia pada Juni 2023 lalu.
Senyumuseum bersama dengan Samitrayasa berperan sangat aktif dalam upaya peremajaan bangunan bersejarah di Jakarta ini. Karena secara langsung berawal dari acara tersebut, wajah baru Museum Bahari dapat terealisasi seperti saat ini.
Karena bagaimanapun juga, lobby adalah ujung tombak dari sebuah tempat. Jadi, ketika kesan pertama sudah baik, maka seterusnya pengunjung akan merasakan pengalaman berkunjung ke museum dengan amat sangat menyenangkan. Wajah baru museum nyatanya juga berdampak bagi sejumlah aktivitas di dalamnya.
Guna memeriahkan modernitas Museum Bahari, digelar juga pameran Kartografi atau peta kuno. Pameran ini bertajuk Kartorupa: Warisan Kartografi Nusa Jawa’.
Pameran ini merupakan bentuk kerjasama antara Museum Kebaharian Jakarta dengan Departemen Geografi Universitas Indonesia (UI). Tercetusnya ide pameran ini didasari oleh penelitian Departemen Geografi UI yang berfokus pada Peta Kuno Nusantara, terkhusus pulau Jawa.
Tim kurator dan periset yang terdiri atas Muhamad Iko Kersapati, Firman Faturohman, Salsa Muafiroh, Sopi Maulidia, dan Primamulia Teguh sepakat untuk memadukan pameran peta kuno ini sebagai warisan peradaban dan karya seni. Di mana peta kuno yang sudah diakumulasikan dari berbagai sumber akan diinterpretasikan oleh para perupa dan seniman.
Dalam Kartorupa, kita diajak untuk meresapi keindahan dan kompleksitas warisan kartografi sebagai perpaduan antara seni, teknologi, dan ilmu pengetahuan yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan. Tidak hanya mengenai pameran, tetapi juga terdapat kegiatan seminar dan workshop yang akan membahas lebih lanjut berbagai perspektif peta kuno dan pengaplikasiannya.
Pameran Kartorupa: Warisan Kartografi Nusa Jawa dikuratori oleh Firman Faturohman dan Muhamad Iko Kersapati. Penata Artistik Muhammad Ajis, melibatkan para seniman dan perupa diantaranya Auli Fadillah, A. Ishak, Firman Hidayat, Iqbal Devriyanto, Iyusman Utomo, Kasia Prayitno, Kristian P. Nugroho, Shavira Mada, Sopi Maulidia, Tiko Betus.
Pameran Kartorupa akan berlangsung selama tiga bulan, sejak tanggal 16 Januari hingga 30 April 2024 mendatang. Suguhan karya yang edukatif, inspiratif, dan rekreatif bagi publik luas, khususnya para pelajar di wilayah Jabodetabek. Selain itu juga, diharapkan pameran ini dapat memberikan wawasan pengetahuan dan pengalaman dengan menyaksikan secara langsung karya-karya peta kuno yang pernah dibuat oleh para kartograf yang memiliki nilai historis dalam sejarah peta kuno Indonesia.