Kemeriahan Olimpiade Tokyo 2020 Dinodai Tindakan Rasisme Stasiun Televisi Korea Selatan

Tanamtumbuh Media
2 min readAug 10, 2021

--

Sumber: Wolipop.detik.com

Oleh: Ayu Juanda Putri

Masyarakat dunia sangat menyambut pergelaran Olimpiade Tokyo 2020. Bagaimana tidak, berbagai pertandingan cabang olahraga yang juga telah mengikutsertakan atlet secara global. Para atlet menjadi ujung tombak pengharapan untuk membawa nama negara di kancah internasional.

Masih dalam situasi pandemi, tidak menghentikan agenda kompetisi olahraga bergengsi ini. Komite Organisasi Olimpiade dan Paralimpiade (TOCGOG) menyepakati penyelenggaraan olimpiade Tokyo berjalan mulai 23 Juli — 8 Agustus 2021.

Tokyo sebagai tuan rumah olimpiade 2020 yang terpilih saat rapat ke-125 International Olympic Committee (IOC) mempersiapkan dengan rinci segala kegiatannya. Salah satunya pergelaran upacara pembukaan di Stadion Olimpiade Tokyo yang mengusung konsep United by Emotion. Sesi parade atlet menjadi kesempatan baik untuk memperkenalkan diri dan menunjukkan hadirnya asal negara — negara ini.

Media televisi sangat memanfaatkan momen Olimpiade Tokyo 2021 terkhususnya penayangan secara langsung maupun informasi ter update. Walaupun di sisi lain hadirnya media online. Keduanya memiliki cakupan dan kemampuan menyebarkan informasi dengan cepat dan luas.

Dibalik berjalan suksesnya pergelaran pertandingan, ada hal yang mengundang perhatian hingga kritik dari masyarakat dunia termasuk Indonesia. Stasiun televisi terbesar di Korea Selatan yaitu Munhwa Broadcasting Corporation (MBC) dianggap melakukan rasisme terhadap beberapa negara. Momen tersebut terjadi pada opening ceremony saat para atlet memasuki area parade yang dilengkapi dengan infografis yang ditayangkan di televisi.

“Sedikit informasi mengenai Indonesia. Negara kepulauan terbesar di dunia. Negara dengan penduduk terpadat di dunia pada urutan keempat, memiliki GDP rendah, vaksin rendah, dan enam persen penduduknya terinfeksi Covid-19,” tulis MBC (27/7/2021).

Diperlakukan sama, sejumlah negara lainnya seperti China dengan foto peta Wuhan, Jerman dengan foto tembok Berlin, Ukraina dengan foto insiden nuklir Chernobyl, Haiti dengan foto kerusuhan, dan Palestina dengan foto tembok perbatasan antara Israel — Palestina. Terlepas dari negara Italia yang digambarkan dengan foto pizza, Jepang dengan foto sushi, dan Norwegia dengan ikan salmon.

Pada umumnya apapun yang ingin ditampilkan kepada publik adalah hal yang diusahakan tidak merugikan siapapun. Namun telah dianggap melakukan rasisme, kesannya ada yang di rendahkan. Menurut Lilian Green pendiri North Star Forward Consulting, tindakan rasis ini termasuk rasisme sistemik. Kasus MBC tidak lagi hanya melibatkan perseorangan, melainkan institusi yang besar dengan sekelompok orang. Mengherankan apabila perusahaan media ternama nyatanya lost pada perencanaan penayangannya. Sudah layak atau tidaknya pun seharusnya melewati runtutan seleksi redaksi yang ketat.

Netizen Korea Selatan menganggap tidak benar kecerobohan yang dilakukan oleh MBC pada siaran Olimpiade Tokyo 2020 terkhusus momen dimana negara bisa memberikan representasi terbaik untuk dikenal. Berujung dengan dibuatnya petisi yang dituju kepada Blue House (Kepresidenan Korea Selatan), akhirnya Direktur utama MBC, Park Sung Je, menyatakan permintaan maaf dengan menundukkan kepala lewat konferensi pers bahwa telah merusak siaran Olimpiade yang seharusnya menjadi pemersatu dunia.

--

--

Tanamtumbuh Media
Tanamtumbuh Media

Written by Tanamtumbuh Media

Sebuah Publikasi Seni & Desain Secara Massal.

No responses yet