Ketangguhan Perempuan Meningkat di Masa Pandemi Covid-19
Oleh: Ni Wayan Lewi Asih
Hingga saat ini hampir seluruh dunia masih memerangi pandemi Covid-19 yang telah merubah tatanan kehidupan masyarakat global. Di Indonesia, covid-19 menjadi sasaran utama pemerintah hingga saat ini untuk mampu menekan angka penyebaran di masyarakat. Dan inilah tantangan bagi perempuan tangguh bisa bertahan disituasi physical distancing hingga Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang memaksa pergerakan manusia menjadi terbatas.
Pandemi ini telah menjadi ancaman yang cukup nyata terhadap pekerjaan dan mata pencaharian perempuan, terutama di sektor informal dan non-esensial. Belum lagi, eskalasi angka kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan dan anak yang terjadi selama masa pandemi meningkat signifikan.
Perempuan di era pandemi Covid-19 harus bisa menjadi sebuah teladan layaknya R.A Kartini yang memiliki sikap yang optimis, berani, tangguh dan mandiri. Dan sikap-sikap tersebut patut diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam menghadapi keadaan ini.
Situasi pandemi Covid-19 ini membutuhkan peran perempuan yang harus tangguh menghadapi perubahan-perubahan perilaku dalam kebiasaan keluarga melalui pendidikan (edukasi). Tanpa mengenyampingkan laki-laki, di tangan perempuanlah keberhasilan pendidikan anak-anak di setiap perubahan perilaku.
Disadari atau tidak, ketangguhan peran perempuan dalam menghadapi situasi ini sangatlah dibutuhkan. Di tengah kebijakan pemerintah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), beban ganda yang harus dipikul oleh kaum perempuan amatlah berat. Tidak hanya memiliki beban saat berada di rumah saja, tetapi sekaligus berada dalam posisi rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Work from home (WFH) dan study from home (SFH) yang terpusat di rumah membuat beban domestik bagi perempuan berlipat, mulai dari mengurus rumah hingga memastikan anak-anak mengakses pendidikan dari rumah.
Awalnya memang dirasa begitu berat dengan tetap menjalankan segala peran dalam satu waktu dan ruang yang sama. Terutama ibu yang juga harus WFH (Work From Home), tetap bisa menjalankan segala peran dalam keluarga. Namun pada akhirnya bisa membuat hal yang menyenangkan jika berpikiran positif.