Komunitas Salihara Raih Penghargaan Internasional dari The Japan Art Association
Komunitas Salihara Terima Penghargaan Bergengsi Praemium Imperiale, Pengakuan Internasional atas Dukungan bagi Seniman Muda Indonesia,
Komunitas Salihara dianugerahi “The Praemium Imperiale Grant for Young Artists” oleh The Japan Art Association sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam menjaga kebebasan berpikir dan berekspresi, dengan menyediakan ruang bagi seniman-seniman muda di Indonesia.
Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Hisashi Hieda (Direktur The Japan Art Association) pada 10 September pukul 18:00 waktu setempat di Hotel Okura, Tokyo.
Nirwan Dewanto (Direktur Utama) dan Ening Nurjanah (Direktur Program) hadir mewakili Komunitas Salihara dalam konferensi pers dan penyerahan penghargaan, yang diliput oleh 60 media massa dari Jepang dan internasional. The Praemium Imperiale Grant for Young Artists, yang didirikan pada tahun 1997, bertujuan mendukung dan mendorong kegiatan seniman muda sesuai dengan visi dan misi Japan Art Association.
Setiap tahunnya, penghargaan ini diberikan kepada seniman atau organisasi yang aktif berkontribusi pada pengembangan bakat artistik generasi muda, dengan kriteria bahwa calon penerima harus merupakan seniman atau lembaga seni profesional atau dalam proses menjadi profesional.
Direktur Utama Komunitas Salihara, Nirwan Dewanto menanggapi penganugerahan ini dengan bangga lewat keterangan tertulisnya,
“Anugerah yang kami terima hari ini merupakan hal yang penting bagi kami, Komunitas Salihara dan juga komunitas seni di Indonesia, terutama dalam tiga hal. Pertama, hal ini mengingatkan kami agar selalu berada di garda depan dalam mendorong perkembangan talenta baru baik di panggung nasional dan internasional.
Kedua, pengakuan internasional seperti ini dapat membuat lembaga kami semakin ‘nyata’ di mata audiens Indonesia, serta mendorong kami untuk memperluas jaringan dengan seniman dan pemangku kepentingan seni di tingkat global.
Dan yang ketiga, ini adalah pengingat bagi semua orang di Indonesia bahwa ekosistem kita, yang begitu kaya akan warisan seni yang beragam, masih perlu membangun strategi yang lebih baik dalam mengembangkan bakat-bakat baru, mungkin melalui hibah seni, penghargaan yang adil, dan lain sebagainya bagi seniman serta penyelenggara seni.”
Komunitas Salihara Arts Center adalah sebuah institusi seni dan budaya yang secara konsisten menampilkan karya seni terbaru dari Indonesia maupun mancanegara, baik dalam bentuk pertunjukan maupun edukasi, di lingkungan yang kreatif dan nyaman di tengah hiruk-pikuk Jakarta Selatan. Dalam upaya mendukung seni yang berkelanjutan serta menjaga kebebasan berpikir dan berekspresi, Komunitas Salihara menghadirkan berbagai program unggulan seperti:
- Kelas Publik: Kelas Menulis Kreatif, Kelas Menulis Lakon, Kelas Akting, dan Kelas Filsafat
- Undangan terbuka yang ditujukan untuk seniman/organisasi baru (emerging): Helatari (Tari), Helateater (teater), dan Salihara Jazz Buzz (musik)
- Festival skala internasional: Festival Sastra dan Gagasan (Literature and Ideas Festival — LIFEs) dan Festival Seni Pertunjukan Internasional (Salihara International Performing Arts Festival — SIPFest)
- Pameran (kontemporer, kesejarahan, hingga pameran lintas-disiplin)
Dalam pidato penerimaan, Nirwan Dewanto menyatakan, bahwa upaya Salihara dalam mendukung para seniman muda adalah bagian dari misi yang lebih luas untuk merawat kemerdekaan, demokrasi dan perdamaian di lingkungan masyarakat dunia.
Pada acara tersebut diumumkan juga para pemenang the Praemium Imperiale Award 2024, yaitu Ang Lee (sutradara film, Taiwan), Doris Salcedo (pematung, Kolombia), Sophie Calle (fotografer, Prancis), Maria Joao Pires (pianis, Portugal) dan Shigeru Ban (arsitek, Jepang).