Menelisik Wajah Lain Ibu Kota Jakarta

Tanamtumbuh Media
3 min readOct 14, 2020

--

WRI Indonesia

Senin (12/10/2020) lalu para warga Jakarta dibuat takjub oleh selesainya perbaikan dan pembersihan halte-halte yang rusak akibat demo omnibus law kamis kemarin (8/10/2020). Hal ini membuktikan bahwa pembangunan di Jakarta terbilang cepat dan tanggap. Selain itu, bukti pembangunan Jakarta cepat juga dapat terlihat dari gedung-gedung pencakar langit yang selalu bertambah setiap tahunnya.

Renovasi Halte

twitter.com

Pembangunan sarana dan prasarana di Jakarta pun cukup pesat beberapa tahun terakhir. Mulai dari dibangunnya MRT dan LRT, diadakannya kereta bandara, jalan-jalan tol baru, dan pembangunanan lainnya seperti trotoar dan taman kota.

Namun hal ini tidak dapat membuat kita menutup mata, bahwa Ibu Kota memiliki wajah lain yang tidak jarang kita sadari bahkan seringkali kita jumpai sendiri.

Gedung Pencakar Langit

tirto.id

Ibu Kota tidak hanyalah tentang gedung-gedung pencakar langit yang megah nan mempesona. Dibagian lain Jakarta, terdapat sejumlah pemukiman padat penduduk yang jauh sekali dari kata nyaman. Salah satunya di Kawasan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.

Tidak sedikit dari warga yang tinggal dipemukiman tersebut mempunyai kehidupan yang tidak layak. Banyak dari mereka yang menjadi pemulung demi untuk menyambung hidup setiap harinya. Terlebih lagi pada situasi sulit seperti ini.

Kehidupan yang Tak Layak

detik.com

Banyak dari mereka merasa kecewa ketika orang datang untuk sosialisasi masker ke tempat mereka namun, mereka sendiri tidak mendapat bantuan. Kasarnya, makan saja sulit, bagaimana beli masker.

Banyak dari mereka yang datang ke Jakarta untuk mengadu nasib dan memperbaiki kondisi hidup namun beragam faktor membuat mereka sulit untuk keluar dari jerat kemiskinan. Hidup di kawasan kumuh jadi salah satu cara mereka untuk bertahan hidup dan memiliki tempat tinggal meski kurang layak.

Pemukiman Padat Penduduk

Hingga saat ini, penataan perkampungan di Jakarta masih diatur secara informal oleh warga. Legalitas lahan yang diduduki oleh warga pun hingga saat ini masih lemah, banyak di antaranya merupakan hasil okupansi atas tanah yang terbuka, terlantar, dan terabaikan.

Masyarakat yang melakukan okupansi tersebut mayoritas merupakan penduduk yang tak memiliki tanah dan memutuskan untuk menghuni perkampungan kumuh dan padat. Hal ini ditambah lagi dengan kemampuan ekonomi masyarakat perkampungan yang lemah sehingga tidak mampu mendapatkan tempat tinggal dengan membeli secara formal.

--

--

Tanamtumbuh Media
Tanamtumbuh Media

Written by Tanamtumbuh Media

Sebuah Publikasi Seni & Desain Secara Massal.

No responses yet