Mengapa Tolak Ukur Pencapaian Menjadi Tekanan di Umur 25 Tahun?

Tanamtumbuh Media
2 min readJul 24, 2021

--

Sumber: Money Talk

Oleh: Ayu Juanda Putri

Pernah mendengar pendapat orang sekitar kalau membandingkan diri kita dengan orang lain semakin membuat kita tertekan? atau melihat toko sebelah sudah mempunyai pelanggan lebih banyak membuat kita merasa mustahil sampai merasa gagal lebih dahulu?

Kata “Dibandingkan” kesannya sangat tabu dan lebih baik dihindarkan. Tidak menutup kemungkinan juga bisa menimbulkan emosi dan pikiran yang berlebih. Namun pernah tidak terlintas karena adanya perbandingan menjadi ajang sengit mendapat hal yang baru untuk berkembang menjadi setara atau sangat lebih?

Dimulai pada tren “Pencapaian di Umur 25 Tahun” yang dikemas dan disebarluaskan di berbagai platform media komunikasi salah satunya yaitu media sosial, dimana penggunanya didominasi kalangan muda berusia 25–34 tahun. Banyak tanggapan yang muncul sehingga dijadikan tolak ukur berhasil dan tidaknya di usia muda. Punya banyak sertifikat pelatihan, bisa pertukaran pelajar, mempunyai pekerjaan tetap, sudah mempunyai rumah, dan gaji yang besar. Sehingga kalau belum mencapai hal tersebut seolah sudah terlambat dan gagal.

Dalam hal ini media komunikasi berhasil melakukan fungsinya yaitu memberikan informasi dan juga mempengaruhi aspek kognitif penggunanya. Lalu, apakah kita menyalahkan media karena hal tersebut? Sebagai pengguna juga seharusnya lebih pintar dalam menggunakan alat komunikasi. Salah satunya memilah informasi yang benar dari sumbernya dan tidak termakan opini publik semata.

Jika dibandingkan dengan zaman dahulu, sekarang ini banyak sekali informasi dan ilmu yang bisa kita dapatkan secara instan, cepat, dan mudah. Lalu apakah ada alasan untuk merasa tertekan? Tentunya perasaan dan pikiran yang berantakan akan datang disaat merasakan hal itu. Tentunya juga tidak nyaman rasanya jika berlarut — larut dalam rasa tertekan. Kalau kata pepatah “Tidak ada kata terlambat untuk memulai”. Anggaplah hal itu sebagai tamparan yang sontak menyadarkan diri.

Pencapaian keberhasilan setiap individu pasti juga tidak sama. Seperti mampu lulus mata kuliah juga merupakan suatu pencapaian keberhasilan. Artinya sebesar dan sekecil apapun sesuatu yang kita rencakan dan kemudian bisa tercapai juga bisa dikatakan keberhasilan.

Bukan menjadi suatu pelanggaran juga apabila dalam berencana gagal di tengah jalan. Kemungkinannya ada diantara ingin belajar serta memperbaiki kesalahan atau tidak sama sekali. Keinginan ingin belajar dan memperbaiki bagian dari kesadaran. Sedangkan tekanan adalah akibat dari tidak ingin bangun untuk memperbaiki kesalahan. Sama saja halnya dengan sudah mempersiapkan diri untuk interview kerja ternyata hasilnya tidak lulus dan masih banyak perusahaan diluar sana yang belum dicoba.

Ubah pemikiran perbandingan adalah tekanan untuk diri sendiri. Hidup kurang menantang kalau tidak ada lika liku nya.

--

--

Tanamtumbuh Media
Tanamtumbuh Media

Written by Tanamtumbuh Media

Sebuah Publikasi Seni & Desain Secara Massal.

No responses yet