Merekam Sebuah Perjalanan Dalam Pameran Lukisan I Wayan Sudarsana Yansen (1970 -2021)

Tanamtumbuh Media
4 min readApr 15, 2023

--

Tampak Pameran I Wayan Sudarsana Yansen (1970 -2021) Balinese Abstract Painter. Foto oleh Prima Permata/Tanamtumbuh Media

Lelehan cat berselancar diatas kanvas sehingga semuanya tampak bergerak, berlari dan bertenaga. Aliran-aliran ini kemudian saling bertemu dan sisip menyisipi, saling mengisi diantara mereka.

Bentuk visual yang mengejutkan dan tidak dapat diterka akan jadi seperti apa menjadi gaya atau ciri khas unik pelukis Yansen ketika menghasilkan karya, berbeda dengan cara seniman lainnya yang terbilang konvensional, Yansen yang bernama lengkap I Wayan Sudarsana Yansen memiliki gaya melukis yang terbilang inovatif. Melalui karya-karyanya yang imajinatif telah membuktikan komitmen totalnya dalam berkarya.

Bagaimana Cara Yansen membuat sebuah karya? Sebelum melukis Yansen terlebih dahulu menyiapkan kain putih sebagai kanvasnya yang diolah secara teknis plastis sedemikian rupa sehingga permukaannya dapat menerima dan menyerap cairan cat yang akan digunakan. Kain kanvas tersebut tidak menggunakan spanram seperti pengerjaan kanvas biasa, tetapi kanvas tersebut hanya dibentangkan diatas bidang horizontal dengan permukaannya yang datar.

Proses melukis dimulai dengan menuangkan cat minyak yang beraneka warna maupun yang monokrom. Lalu, dengan menggunakan tangan dan jarinya, Yansen memegang pinggiran helai kain tersebut untuk mengendalikan cat yang sedang berlari ke segala arah sesuai dengan keinginannya sehingga memenuhi bidang kanvas. Yansen bekerja menjaga dan mengatur jalannya cat dan mencegah tumpahnya warna yang berada diatas permukaan kain. Ia menyetir cairan catnya kekanan, kekiri, keatas dan kebawah, agar seimbang mengikuti gravitasi, kemudian menambah atau membiarkan tetesan warna yang diperlukan. Layaknya seorang dalang dan koreografer. Karya Yansen terbentuk dan terbangun hanya dari aliran cat yang bergerak secara dinamis sampai berhenti di suatu tempat oleh karena cairan cat telah tersedot oleh pori-pori kanvas atau ia menganggapnya sudah selesai.

Lelehan cat berselancar diatas kanvas sehingga semuanya tampak bergerak, berlari dan bertenaga. Aliran-aliran ini kemudian saling bertemu dan sisip menyisipi, saling mengisi diantara mereka, ada yang berhenti dan yang lainnya saling berbaur. Hasil perbauran yang dihasilkan dari pertemuan aliran cat ini meninggalkan jejaknya. Jejak-jejak itulah yang kemudian menjadi energi yang kemudian menjadi energi yang berada dalam diri Yansen menjadi suatu bentuk visual yang berwujud.

Tampak Pameran I Wayan Sudarsana Yansen (1970 -2021) Balinese Abstract Painter. Foto oleh Prima Permata/Tanamtumbuh Media

Jika kita melihat cara Yansen bekerja, dapat dibilang dia membawakan atraksi baru dalam berkarya, perbenturan warna yang saling sisip menyisipi inilah yang nantinya berinteraksi dengan kehendak yang datang dari luar dirinya. Perjalanan aliran cat ini kemudian meninggalkan jejak transparan yang sangat menarik karena ia tidak tersentuh tangan manusia dan menimbulkan warna-warna lain dengan efek cairan yang membeku.

Ketika ditanya mengapa ia berkarya seperti itu, semasa hidupnya Yansen menjelaskan bahwa cara melukis yang konvensional tidak cukup memuaskan, menampung dan menyalurkan intuisi dan dialog-dialog yang terbangun sebelumnya dan berlanjut ketika proses penciptaan sedang berlangsung. Dengan cara ini, bentuk menjadi bebas dan imajinatif, menyebar luas ke berbagai permukaan kanvas untuk membangun wujud dan harmoni sendiri.

Lukisan yang dibuat dengan Teknik seperti ini menghadirkan bentuk-bentuk yang tidak terduga, lukisan satu dan lainnya tentunya akan berbeda, Ketika membuat karya, yansen membebaskan intuisi yang berjalan dengan spontan.

Dari lukisan-lukisan Yansen, kita akan merasakan kekuatan warna yang primer. Hal ini terlihat dari pertemuan-pertemuan warna yang berbaur secara alami, tidak saja menimbulkan warna yang baru namun juga membangun sebuah bentuk susunan imajinasi ruang tiga dimensi yang tidak terduga sebelumnya.

Meskipun Bahasa visual dari setiap karya Yansen terbilang rumit dan imajinatif, namun ia tetap membebaskan penikmat lukisannya untuk melihat dan memahaminya menurut pemahaman masing-masing.

“Ibarat sebuah meditasi, dimana medianya adalah warna dan kanvas. Saya dapat merasakan setiap momen melalui karya saya yang kemudian menjadi sesuatu yang menyegarkan. Saya pun membiarkan imajinasi saya yang misterius menari-nari.”

Sepanjang masa hidupnya, karya-karya Yansen telah dipamerkan di ajang pameran dalam negeri maupun luar negeri, antara lain; First Solo Exhibition THE JOY OF LIGHT, DANCE AND MYSTERY, Galeri Nasional, Jakarta, Indonesia, Art Paris (winner of 128 Saatchi Online Contest), Grand Palais, Paris (2011), The 10 Dialogues Biennale Manege, Main Exhibition Hall of St. Petersburg, Russia (2011), 40 Finalist Exhibition, National Gallery Indonesia, Jakarta (2013), Group Exhibition Ricart Gallery, Miami — Florida USA (2013), 1st International Art Exhibition Indonesia-China, Museum Nasional Indonesia (2014), COLLAPSE Groupshow Indonesia-China Association CAFA Art Museum Beijing, China.

Pameran Lukisan Balinese Abstract Painter I wayan Sudarsana Yansen (1970–2021) berlangsung selama 10–22 April 2023 di The Flavour Bliss Jl. Alam Sutera Boulevard №1, Banten 15325. Informasi selengkapnya mengenai acara dapat melalui instagram @m2021fineart

--

--

Tanamtumbuh Media
Tanamtumbuh Media

Written by Tanamtumbuh Media

Sebuah Publikasi Seni & Desain Secara Massal.

No responses yet