Muncul Perdebatan Gedung Intiland Antara Arsitektur dan Fengsui

Tanamtumbuh Media
2 min readSep 8, 2020

--

twitter.com

Baru-baru ini, di twitter ramai perbebatan soal gedung ini. Kami pun mencoba mengulik ada apa sebeneranya dibalik ramainya gedung yang berada di ibu kota Jakarta.

Intiland Tower, gedung perkantoran 23 lantai di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, merupakan gedung perkantoran pertama milik PT Intiland Development Tbk. Ketika mulai beroperasi pada 1986, sesuai nama perusahaan sebelum go public, PT Wisma Dharmala Sakti, gedung berarsitektur unik dan hijau ini diberi nama Wisma Dharmala Sakti. Sekarang, sudah berapa banyak gedung perkantoran milik Intiland? Gak banyak. Selain tetangga Wisma Sudirman ini, yang sekarang lazim disebut Intiland Tower Jakarta, ada pula Intiland Tower Surabaya, gedung perkantoran 12 lantai di Surabaya.

PT Wisma Dharmala Sakti, nama perusahaan awal, eksis mulai 1983. Meksi begitu, berbagai cikal bakal perusahaan ini sudah mulai ada sejak 1970-an dan sudah mengembangkan sejumlah proyek real-estate atau perumahan. Antara lain, Perumahan Cilandak Garden di Jakarta Selatan, Perumahan Taman Harapan Indah di Jakarta Barat, dan ikut mengembangkan Kota Satelit Darmo di Surabaya. Pada 1989, perusahaan ini masuk bursa efek dan berganti nama menjadi PT Dharmala Intiland Tbk. Sempat terpuruk akibat krismon di penghujung era Soeharto, perusahaan yang juga mengembanggkan kawasan mewah Pantai Mutiara ini bangkit pada 2007 dan berganti nama menjadi PT Intiland Development Tbk. Sampai sekarang, perusahaan ini masih dipimpin pendiri: Presiden Direktur Hendro S Gondokusumo. Adapun yang sekarang jadi presiden komisarisnya adalah Cosmas Batubara, menteri Perumahan Rakyat di era Soeharto.

Berapa pendapatan yang diperoleh dari gedung Intiland Tower Jakarta tidaklah diketahui. Dalam laporan tahunan 2014, PT Intiland Development Tbk hanya menyebutkan recurring income dari keseluruhan sektor ‘properti investasi’, yang mencakup juga hotel (jaringan Whiz Hotel) dan lapangan golf, sebesar Rp 178 miliar. Angka ini terasa kecil dibanding pendapatan total perusahaan tahun lalu yang mencapai Rp 2,54 triliun. Penyumbang terbesar pendapatan itu, Rp 2,36 triliun, tak lain adalah penjualan dari berbagai proyek real estate, apartemen, dan bangunan mix-used dan high-rise lainnya, yang sekarang memang jadi fokus bisnisnya. Meski begitu, Juni 2015 lalu perusahaan ini sudah mencanangkan niatnya untuk menggenjot recurring income yang hanya 9 persen dari total pendapatan perusahaan menjadi 20 hingga 30 persen pada 2016.

Intiland Tower Jakarta berdiri di atas lahan seluas, 0,8 hektar, di pojok perempatan Jalan Jenderal Sudirman dan KH Mas Mansyur. Total luas bangunan 23 lantai ini, plus 3 basement, mencapai 30.986 meter persegi. Total luasan ruang perkantoran area yang disewakan mencapai 25.578 meter persegi. Sisanya dipergunakan sebagai kantor pusat perusahaan dan sejumlah anak perusahaan.

Pada 2014 lalu, menurut laporan tahunan 2014, tingkat hunian Intiland Tower Jakarta mencapai 97 persen, dengan biaya sewa bulanan dan biaya layanan sebesar Rp 183.000 per meter persegi, per bulan. Tahun sebelumnya, 2013, tingkat okupansinya lebih tinggi 1 persen, alias 98 persen, dengan rata-rata biaya sewa bulanan Rp 88.670 per meter persegi dan service charge Rp 63.230 per meter

--

--

Tanamtumbuh Media
Tanamtumbuh Media

Written by Tanamtumbuh Media

Sebuah Publikasi Seni & Desain Secara Massal.

No responses yet