Pameran “Dari Ngak-Ngik-Ngok ke Dheg Dheg Plas”

Tanamtumbuh Media
3 min readOct 12, 2023

--

Tampak pameran “Dari Ngak-Ngik-Ngok ke Dheg Dheg Plas”. Foto milik Irama Nusantara

Napak tilas musik Indonesia pra-1960 hingga 1969, hingga pemutaran pidato sang proklamator kemerdekaan Indonesia.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan (Ditjen Kebudayaan), bersama Irama Nusantara menggelar pameran arsip musik bertajuk “Dari Ngak-Ngik-Ngok ke Dheg Dheg Plas.” Pameran ini dibuka pada Sabtu, 16 September 2023, pukul 16.00 WIB, di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta. Pameran akan berlangsung selama satu bulan penuh hingga Minggu, 15 Oktober 2023.

Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Ahmad Mahendra mengatakan, bahwa selain menyuguhi koleksi-koleksi antik nan klasik, pameran arsip “Dari Ngak-Ngik-Ngok ke Dheg Dheg Plas” adalah sarana untuk mengedukasi masyarakat tentang sejarah perkembangan Musik Populer di Indonesia.

“Harapannya, program ini dapat menggambarkan bagaimana industri musik Indonesia dirintis lewat karya-karya fenomenal yang memiliki nilai-nilai sosial, teknologi, budaya,” ungkap Mahendra.

Pameran arsip “Dari Ngak-Ngik-Ngok ke Dheg Dheg Plas” menjadi bagian dari program Rangkaian Irama yang menandai perjalanan satu dekade Irama Nusantara. Selain pameran arsip, terdapat tiga program lain dalam gelaran Rangkaian Irama, yaitu konferensi para pengarsip terkait budaya populer Indonesia, forum diskusi, dan festival musik.

Pameran ini menampilkan perjalanan musik Indonesia pra-1960 hingga 1969. Materi pameran ini merupakan pengembangan dari sebuah buku dengan judul yang sama dengan nama pamerannya. Buku tersebut dirilis oleh Irama Nusantara bersama Bintang Press dan Norm pada 2021 lalu. Keseluruhan materi pameran disajikan secara kontemporer melalui mural, audio visual, dan tentu saja koleksi-koleksi asli berbentuk fisik.

Pameran ini akan dibagi ke dalam tiga zona, yaitu zona yang menampilkan awal perkembangan industri musik populer Indonesia (pra-1960), zona kedua yang menampilkan perkembangan industri musik populer di bawa kekuasaan Orde Lama (1960–1965), dan zona akhir yang berisi perkembangan industri populer Indonesia di bawah kekuasaan Orde Baru (1966–1969).

Tak hanya soal rilisan musik, melalui pameran ini, pengunjung juga akan disuguhkan ragam koleksi yang bukan hanya langka, tetapi juga bersejarah. Antara lain foto-foto musisi zaman Hindia Belanda, rilisan musik salah satu label pertama di Nusantara, Tio Tek Hong (tahun 1905), informasi tentang lagu “Indonesia Raya” pertama kali direkam, sampai dokumentasi pembakaran piringan hitam The Beatles di Jakarta tahun 1965 akibat pelarangan “musik Barat” oleh Orde Lama.

Publik juga dapat mendengarkan rekaman pidato “Manifesto Politik Republik Indonesia” oleh Bung Karno tahun 1959 yang akhirnya melahirkan istilah “Ngak-Ngik-Ngok”. Tak hanya berasal dari koleksi pribadi Irama Nusantara, melainkan juga dari lembaga atau komunitas lain, seperti Arsip Jazz Indonesia, ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia), Remaco, Perpustakaan Negara, hingga lembaga Malaysia, FINAS (Perbadanan Kemajuan Filem Nasional).

Selain itu, pengunjung dapat menonton film dari era 1960-an. Irama Nusantara bekerja sama dengan Kineforum menayangkan enam judul film, yaitu Amor & Humor (1961, sutradara Usmar Ismail), Liburan Seniman (1965, sutradara Usmar Ismail), Di Balik Tjahaja Gemerlapan (1967, sutradara Misbach Yusa Biran), Bintang Ketjil (1963, sutradara Wim Umboh & Misbach Yusa Biran), Cheque AA (1966, sutradara Alam Surawidjaja), dan Big Village (1969, sutradara Usmar Ismail). Pemutaran film digelar pada tanggal 17, 23, 30 September, dan 7 Oktober 2023, pukul 15:30, dan 14 & 15 Oktober 2023 pukul 12:30 dan 15:30, di Ruang Audio Visual, Museum Kebangkitan Nasional.

Seluruh program Rangkaian Irama dapat disaksikan secara gratis. Pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk Museum Kebangkitan Nasional seharga Rp2.000.

--

--

Tanamtumbuh Media
Tanamtumbuh Media

Written by Tanamtumbuh Media

Sebuah Publikasi Seni & Desain Secara Massal.

No responses yet