Pameran Perdana Korakrit Arunanondchai di Indonesia: Eksplorasi Bumi dan Langit

Tanamtumbuh Media
3 min readDec 20, 2024

--

Tampak instalasi pameran ‘Korakrit Arunanondchai Sing Dance Cry Breathe | as their world collides on to the screen’ di Museum MACAN, Jakarta, 2024. Foto milik Museum MACAN.

Mengeksplorasi hubungan berbagai wujud, semuanya menundukkan kepala dalam doa untuk menyambut makhluk bersayap api.

Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN) untuk pertama kalinya mempersembahkan pameran tunggal karya Korakrit Arunanondchai, seniman kelahiran Thailand yang berkediaman di New York dan Bangkok. Berjudul “Sing Dance Cry Breathe | as their world collides on to the screen”, pameran ini dibuka sejak 30 November 2024 dan berlangsung hingga 6 April 2025.

Korakrit Arunanondchai mengeksplorasi tema tentang keinginan akan pembaruan dan ketakutan untuk melepaskan melalui simbolisme burung dan ular, yang sering muncul dalam mitos asal-usul manusia. Hubungan ini menjadi metafora mendalam tentang cara manusia menjalin relasi dengan struktur sosial dan alam, melampaui sekadar wujud fisik atau narasi.

Dalam pameran ini, Arunanondchai juga kembali menyelami simbolisme burung hong (phoenix) dan api yang menjadi motif berulang dalam karyanya sebagai cerminan dari proses penciptaan dan kehancuran. Dengan merangkul gagasan tentang transformasi yang abadi, baik secara personal, kultural, maupun teknologi, ia menggambarkan pembaruan dan adaptasi identitas budaya di tengah arus modernisasi dan globalisasi. Pameran ini dirancang sebagai teater imersif, di mana aktor non-manusia berinteraksi dengan penonton melalui suara, lagu, dan napas, menciptakan pengalaman yang menggugah refleksi mendalam akan hubungan manusia dengan dunia sekitarnya.

Venus Lau, Direktur Museum MACAN, menyatakan, “Kami dengan bangga mempersembahkan “Sing Dance Cry Breathe | as their world collides onto the screen”, presentasi tunggal pertama dari karya-karya Korakrit Arunanondchai di Indonesia. Pameran ini mencakup beragam karya Arunanondchai, menghadirkan spektrum tema yang berulang, termasuk proses pembusukan dan kelahiran kembali yang berlangsung secara bersamaan, sesuatu yang ghaib, hasrat kolektif terhadap kekuatan yang lebih besar, dan seni sebagai proses dalam memperbaharui spiritualitas. Akan ada sejumlah lukisan baru yang belum pernah ditampilkan di tempat lain. Kami berharap dapat mengundang para pengunjung untuk menikmati karya seni Arunanondchai di pameran penting ini.”

Tampak instalasi pameran ‘Korakrit Arunanondchai Sing Dance Cry Breathe | as their world collides on to the screen’ di Museum MACAN, Jakarta, 2024. Foto milik Museum MACAN.

Dengan pendekatan naratif yang khas, karya-karya Arunanondchai menjawab kebutuhan kolektif akan cerita, sembari mengkritisi dan menggugat narasi yang telah kehilangan relevansinya di masa kini. Dilatarbelakangi oleh ketakutan akan kehilangan sesuatu yang tak diketahui dan akan ketidakpastian, sang perupa menggabungkan elemen animisme dengan fiksi ilmiah untuk menciptakan karya yang menonjolkan emosi manusia dan merangkul perasaan pelik tanpa harus menjelaskan secara gamblang. Pameran ini akan mengeksplorasi hubungan antara bumi dan langit yang terjalin melalui berbagai wujud, baik yang membusuk maupun yang bangkit, semuanya menundukkan kepala dalam doa untuk menyambut kemunculan kembali makhluk bersayap api.

Korakrit Arunanondchai menyatakan, “Sing Dance Cry Breathe I As their world collides on to the screen” adalah pameran yang mengeksplorasi emosi manusia yang diterjemahkan ke dalam berbagai medium, objek, dan lingkungan di sekitar kita. Saya merasa, saat ini banyak emosi yang diekspresikan melalui medium di luar tubuh manusia, menciptakan wadah bagi emosi kolektif yang kemudian dapat dirasakan kembali melalui layar.

Pameran ini dirancang sebagai teater bagi aktor-aktor non-manusia yang berbagi ruang dengan kita, membawa emosi yang selama ini mereka pendam. Ini adalah panggung yang mengundang penonton untuk ikut tampil bernyanyi, menari, menangis, bernapas, dan merasakan berbagai emosi yang tercermin dalam layar-layar pameran. Kita dapat mendengar gemuruh dunia non-manusia yang melantunkan lagu-lagu ini, mengembalikan emosi-emosi tersebut kepada kita.”

Dapatkan informasi terbaru tentang “Korakrit Arunanondchai: Sing Dance Cry Breathe | as their world collides on to the screen” melalui situs resmi museum MACAN di www.museummacan.org atau Instagram @museummacan

--

--

Tanamtumbuh Media
Tanamtumbuh Media

Written by Tanamtumbuh Media

Sebuah Publikasi Seni & Desain Secara Massal.

No responses yet