Pameran Tunggal Kedua Syakieb Sungkar Bertajuk “Dreams”

Tanamtumbuh Media
3 min readJun 8, 2023

--

Tampak Potret Syakieb. Foto Milik Galeri Cemara 6 — Toety Heraty Museum

“Dunia ternyata tidak baik-baik saja”, melintasi mimpi-mimpi, lamunan, renungan pada buku harian dituangkan ke dalam sebuah lukisan.

Jl. Hos Cokroaminoto №9–11, Menteng, Jakarta Pusat. Tepat di Galeri Cemara 6 — Toety Heraty Museum, Syakieb Sungkar menggelar pameran tunggal keduanya bertajuk “Dreams” dimulai tanggal 3–17 Juni 2023. Berbeda dari pameran sebelumnya, karya-karya kali ini disajikan lebih banyak mengeksplorasi bentuk, warna serta gaya dari sebuah buku harian. Jika sebelumnya karya Syakieb banyak melukis kejadian, tokoh-tokoh, suasana di sekelilingnya: teman-teman, istri, maupun diri sendiri.

Sekarang karyanya lebih surealistik juga sedikit politis dibalut metafor. Tidak hanya itu, karya Syakieb kini terasa lebih dark dengan pemilihan warna-warna hitam, hijau tua, biru tua, ungu tua, coklat, burnt sienna, burnt umber. Hal itu juga menunjukkan kematangan pergeseran pemikiran dari tema awal “hidup yang penuh warna” menjadi “dunia ternyata tidak baik-baik saja”.

Memadukan pandangan sastrawan Goenawan Mohammad maupun Anna Sungkar, karya dari Syakieb Sungkar bergerak antara fantasi dan bukan fantasi, dipadupadankan lewat warna serta bentuk ramai, ganjil, provokatif, bercanda atau berolok-olok. “Kacau, tidak logis, berantakan, salah tempat.” dalam deskripsi Anna Sungkar, kata paling pas menggambarkan lukisan Syakieb.

Tampak Karya Syakieb Sungkar Making out in the Sky dan Bustle on the Side Road Yellow Area. Foto Milik Galeri Cemara 6 — Toety Heraty Museum

Sudah diketahui oleh khalayak umum, Surealisme sangat dekat dengan mimpi. Estetika surealisme berbeda dari realisme. Surealisme mengungkapkan gejolak di bawah sadar, belum ditertibkan logika, aturan sosial pun gramatika bahasa. Menganut gaya surealisme, lukisan Bustle on the Side Road merupakan salah satu karya dimana kejadian sebenarnya Syakieb dapatkan dari mimpi.

Baginya mimpi mempunyai banyak arti. Arti pertama ialah hanya sekedar mimpi dari alam bawah sadar. Dalam lukisan Making out in the Sky, Syakieb menunjukkan rasa gairah erotik di mana-mana. Erotisme ditunjukkan jelas melalui wujud tubuh telanjang dan pasangan sedang bersenggama. Gelombang melonjak-lonjak, khaotik (abstrak), tak sepenuhnya tergambarkan sebagaimana kita merasakannya di saat nafsu berahi.

Arti kedua dari mimpi adalah bayangan dari suatu kejadian yang sebetulnya tidak diketahui pasti keadaannya begitu pula kebenaran sesungguhnya. Sedangkan arti lain Dreams baginya yaitu ketika melihat lukisan yang dikagumi dan membuat ulang dengan tafsir baru. Lukisan Mengenang Andrea Mantegna terinspirasi ketika Syakieb melihat lukisan The Death Chist dari Andrea Mantegna tahun 1480.

Ia mencoba membuat ulang karya tersebut lalu mengganti Yesus dengan ibunya sendiri yang meninggal karena penyakit komorbid Covid-19. Orang sedang meratap sekarang menjadi lebih banyak, para anak-cucu. Namun, berbeda dari karya Andrea Mantegna, terlihat ada jarak antara para peratap dan yang mati. Bagian kiri gambar memperlihatkan suatu harapan kehidupan dengan jendela lebih terang walau langitnya masih terlihat suram.

Tampak Karya Syakieb Sungkar Mengenang Andrea Mantegna. Foto Milik Galeri Cemara 6 — Toety Heraty Museum

Bagi Syakieb, melukis bukanlah sekadar bersenang-senang. Tetapi, melukis lebih banyak merefleksikan kehidupan, suatu koreksi, komentar, bahkan antitesis, atas apa yang terjadi di masyarakat. Syakieb pun menganggap melukis sebagai cara mengekspresikan diri sekaligus menciptakan suatu dunia rekaan didasarkan pada renungan filosofis atau sebaliknya, ia mendudukkan karyanya pada keinginan untuk bermain-main.

--

--

Tanamtumbuh Media
Tanamtumbuh Media

Written by Tanamtumbuh Media

Sebuah Publikasi Seni & Desain Secara Massal.

No responses yet