Pameran Tunggal Maria Taniguchi
Bertajuk soft doubles, utarakan soal perspektif lain Perupa Asia dalam berkarya, hingga caranya menggambarkan sejarah peradaban manusia.
Sebagai seorang perupa, Maria Taniguchi dikenal karena proyek karyanya bertajuk brick painting. Sejalan dengan judulnya, proyek karya yang ia mulai sejak 2008 silam ini menampilkan lukisan seperti susunan batu bata dengan beragam dimensi dan ukuran. Kini, karya perempuan asal Filipina tersebut tengah dipamerkan di galeri ROH. Terdapat 19 lukisan seri brick painting yang ditampilkan, terdiri dari 16 karya dengan ukuran kecil dan 3 karya dalam ukuran besar.
Sepintas, semua karya tampak hanya berisikan garis-garis yang membentuk susunan persegi panjang berwarna hitam. Namun, ketika diamati lebih jauh, lukisan tersebut menghadirkan susunan seperti batu bata dengan kedalaman yang berbeda-beda. Dalam pemilihan warna, Maria cenderung menampilkan warna-warna monokrom seperti hitam dan abu-abu. Kedua warna itu mengisi ruang kotak-kotak tersebut.
Setiap lukisannya terdiri dari sel-sel persegi panjang yang tidak terhitung jumlahnya. Dalam membuat setiap lukisannya, Maria memulai dengan memenuhi kanvasnya dengan cat berwarna abu-abu dan di atasnya menorehkan garis menyerupai susunan batu bata dengan grafit. Setelahnya, ia mulai membuat garis-garis menggunakan cat akrilik kepada setiap batu bata satu per satu dengan warna monokrom dengan efek kilau yang menciptakan kontras.
Ia mengatakan, lewat karya tersebut ia mencoba melukis sesuatu di luar dari referensi yang kerap diambil oleh banyak seniman Asia sebagai inspirasi dalam berkarya. Karya tersebut diakuinya telah menjadi bagian dari dirinya secara personal. Pola atau gradasi warna yang ada dalam lukisannya menggambarkan intuisinya sebagai perupa.
Tak hanya brick painting, ia juga menampilkan instalasi berjudul Runaways. Instalasi tersebut berupa sejumlah rotan berbentuk seperti angka 0 dan 1 menggantung memenuhi ruangan galeri. Kayu yang ia gunakan berjenis Java Plump yang memang banyak ditemui di Filipina, tanah kelahirannya. Kayu-kayu yang dibentuk seperti 0 dan 1 itu diambil dari sistem bilangan biner yang pertama kali ditemukan pada abad ke-17. Melalui karya itu, Maria ingin menggambarkan sudut pandangnya bahwa bentuk visual yang sederhana dapat mewakili makna sejarah perkembangan manusia.
Pameran tunggal Maria Taniguchi bertajuk soft doubles telah buka untuk umum sejak 6 September 2023 dan akan berlangsung hingga 8 Oktober 2023 mendatang ROH Jl. Surabaya №66, Gondangdia, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10310.