Perang Harga VS Perang Value

Tanamtumbuh Media
2 min readDec 28, 2020

--

cashreward.com

Perusahaan startup seringkali memberikan promo berupa cashback kepada pelanggannya, yang menyebabkan harga yang diterima pelanggan tidak masuk akal. Disinyalir, perusahaan startup menggunakan uang dari investor untuk membiayai berbagai macam promo tersebut untuk tetap mempertahankan pangsa pasar masing- masing.

Meski merugi, para perusahaan startup ini tetap melakukan predatory pricing untuk saling memikat pelanggan. Tujuannya satu, agar tetap bisa bertahan ditengah persaingan yang sengit.

Predatory Pricing

Predatory Pricing merupakan penetapan harga yang rendah pada barang atau jasa dalam jangka waktu tertentu yang bertujuan untuk mencegah masuknya kompetitor baru dan mendorong kompetitor yang sudah ada untuk keluar dari pasar. Pengguna cara predatory pricing akan menetapkan harga di bawah harga wajar untuk menarik pelanggan dari kompetitor lain. Ketika kompetitor lain keluar dari pasar, maka perusahaan akan menutup kerugian dengan menaikkan harga, bahkan lebih tinggi dari semula.

Predatory pricing akan menjurus pada persaingan tidak sehat sebab masing-masing pihak berusaha untuk saling “mematikan” satu sama lain. Dengan matinya para pesaing, maka perusahaan yang bertahan akan menjadi pemain tunggal dalam bidang tersebut dan rentan terjadi praktik monopoli.

Value Sebagai Indikator

Sebenarnya harga bukan satu-satunya faktor para konsumen tertarik untuk membeli sebuah produk. Coba deh liat produk-produk mahal di kelasnya, seperti produk Apple, Starbucks, The Body Shop, Bath and Body Works, dll. Harga yang ditawarkan bisa berkali-kali lipat mahalnya, tapi apakah itu membuat orang berhenti untuk membeli produk tersebut? jawabannya udah pasti tidak. Kenapa? karena mereka gak mentingin rendahnya harga, tapi mereka justru mentingin ke value produk.

Menambahkan value produk bisa dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari meningkatkan kualitas layanan, membangun brand image, mempercepat pengiriman, dsb. Contoh, misalkan kamu menjual produk sepatu olahraga dan ternyata ada banyak sekali penjual sepatu olahraga yang mirip atau bahkan sama persis dengan produkmu. Agar bisa menghindari atau mengatasi perang harga, kamu bisa memberikan “booklet tips-tips merawat sepatu”. Dengan menambahkan nilai pada produk, pelanggan akan merasa seolah bisa mendapatkan lebih dari apa yang mereka bayar.

Akibat Perang Harga

Pertama, bukan gak mungkin, akhirnya pelaku bisnis yang tidak mengikuti menurunkan harga sampai mati-matian malah jadi collapse. Trus kedua, dari sisi perusahannya sendiri, karena margin keuntungan yang rendah, maka fixed cost juga akan sulit buat tertutupi, misalkan gaji karyawan.

Selanjutnya adalah, ada di penurunan kualitas produk. Pelaku bisnis jadi tidak fokus dengan kualitas, tapi fokus gimana caranya bikin harga jadi semakin murah. Pokoknya harga turun, konsumen banyak datang. Terakhir adalah mengenai loyalitas konsumen, bila konsumen terus diiming-imingi dengan harga murah, dan tiba-tiba perusahaan menaikkan harga. Apakah konsumen akan tetap beli produk tersebut?

Ketimbang menurunkan harga sampai murah banget dan bersaing dengan kompetitor, hal tersebut tidak akan ada habisnya. Lebih baik utamakan value dari produk dan berikan pelayanan terbaik untuk para konsumen. Dengan begitu, target pasar pun akan luas dan ada aja orang-orang yang rela beli produk mau se-mahal apapun, asalkan worth it.

--

--

Tanamtumbuh Media
Tanamtumbuh Media

Written by Tanamtumbuh Media

Sebuah Publikasi Seni & Desain Secara Massal.

No responses yet