Pesan Mendalam dari Film Story of Dinda: Second Chance of Happiness
Oleh: Syifa Sella Delvia
Setelah sukses dengan film sebelumnya, Story of Kale: When Someone’s in Love, kini bioskop online kembali menayangkan karya terbarunya yaitu Story of Dinda: Second Chance of Happiness. Film ini merupakan spin-off film Story of Kale: When Someone’s in Love dan Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (2019). Film ini merupakan drama romantis Indonesia tahun 2021 yang disutradarai oleh Ginanti Rona, dan diproduksi oleh Visinema Pictures. Film ini sudah tayang di Bioskop Online pada 29 Oktober 2021 lalu. Story of Dinda akan mengangkat kisah dari sudut pandang Dinda yang seringkali terjebak dalam sebuah hubungan yang tidak sehat.
Adapun pemeran dalam film ini adalah Aurelie Moeremans sebagai Dinda, Abimana Aryasatya sebagai Pram, Ardhito Pramono sebagai Kale, Cantika Abigail sebagai Nina dan pemain lainnya. Story of Dinda: Second Chance of Happiness menceritakan kisah tentang keputusan seorang gadis bernama Dinda yang ingin lepas dari kekasihnya yang toxic dan kasar demi mendapatkan kebahagiaan yang ia impikan. Dinda akhirnya bertemu dengan seorang pria yang bisa memberikan rasa tenang dan mampu bersikap dewasa. Bersama pria ini, Dinda bisa saling menghargai satu sama lain. Akankah Dinda dapat menemukan kebahagiaannya bersama pria tersebut. Nah, jika kalian tertarik ingin mengetahui kelanjutan dan akhir kisah Dinda, kalian bisa membeli tiket dan menontonnya di bioskop online ya.
Selain membahas isu tentang hubungan yang tak sehat, kisah dalam film ini juga sangat membuat penonton terbawa perasaan. Film ini juga mengandung pesan yang mendalam untuk para perempuan, terutama bagi mereka yang terjebak dalam toxic relationship. Tidak mudah untuk keluar dari hubungan yang toxic seperti itu. Oleh karenanya, sebagai perempuan harus lebih berani mengambil keputusan dan tindakan saat merasa sudah terjebak dalam hubungan yang tidak sehat. Dilansir dari Parapuan.co, sutradara Ginanti Rona dalam konferensi pers virtual hari Jumat (26/10/2021) mengatakan bahwa ia ingin menyampaikan pesan untuk perempuan yang mungkin sedang mengalami hal seperti Dinda. Ginanti ingin menyampaikan sudut pandang perempuan di film ini, tentang bagaimana sebagai perempuan, kita harus berani untuk mengutarakan identitas diri dengan lantang tanpa ketakutan dari sekitar.