Proyek Bertanya Edwin Nazir

Tanamtumbuh Media
3 min readOct 31, 2023

--

Festival Director of Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD, Edwin Nazir). Foto milik Edwin Nazir

ICAD: Kreativitas Kontemporer Indonesia Dan Sebuah Perjalanan Tak Terlupakan Demi Inspirasi Dari Keberagaman.

Pada tahun yang memukau, 2009 di Jakarta, terlahir buah pikir yang diberi nama Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD). Tetapi di balik perjalanan menakjubkan ini tersembunyi tokoh kunci, Edwin Nazir, yang menjadikannya sebagai motor utama dalam ranah seni dan desain di Indonesia. Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) tak sekadar sebuah pameran, melainkan sebuah seni yang merayakan keterbukaan untuk semua, mengundang semua kalangan untuk menyelami pesona kreativitas dalam satu kesatuan.

Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) muncul di panggung seni dengan visi yang tak hanya jelas, tetapi juga memecahkan batasan konvensional. Itu adalah ide revolusioner yang bertujuan untuk menjauh dari dinding kaku galeri seni dan studio desain, menuangkan seni ke dalam aliran publik yang mengalir begitu dinamis. Inisiatif luar biasa ini, yang diprakarsai oleh sang pemimpin, Edwin Nazir, dan tim berani, adalah tonggak awal yang menggairahkan di dunia seni dan desain di Indonesia. Mereka memulai dengan cita-cita sederhana: memperluas jangkauan seni, mengundang semua orang, tak terkecuali, untuk merasakan dan menjalani seni. Dan inilah dasar dari perjalanan luar biasa yang disebut Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD).

Pameran perdana Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) digelar di grandkemang Jakarta. Apa yang dimulai sebagai eksperimen satu kali berubah menjadi peristiwa tahunan yang sukses berkat sambutan positif dari masyarakat dan media. Kepemimpinan Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) dalam menyelaraskan seni dengan ruang publik menjadi ciri khasnya.

Seiring berjalannya waktu, Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) berhasil meraih perhatian audiens yang beragam. Awalnya menarik pecinta seni, perancang, dan kolektor, acara ini sekarang merangkul mahasiswa, kaum muda, dan bahkan anak-anak.

Tampak Foto Panggung ICAD 2011 Edisi 2 Escapology. Foto milik Angka Sinema

Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) tidak berhenti pada pameran seni. Mereka juga turut berperan dalam pendidikan dengan menggandeng 14 sekolah mulai dari universitas hingga sekolah dasar. Tujuan mereka adalah mengenalkan seni kontemporer dan desain kepada generasi muda serta menggugah rasa ingin tahu artistik mereka.

Pada edisi ke-13, Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) memberikan penghormatan kepada seniman Betawi terkenal, Benyamin Sueb. Penghidupan kembali karya-karya Benyamin adalah wujud penghargaan terhadap seni dan budaya lokal yang disajikan dengan sentuhan kontemporer.

Edwin Nazir dan tim Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) bercita-cita besar. Mereka berharap Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) akan terus tumbuh dan menyentuh lebih banyak hati. Mereka bermimpi agar seluruh kawasan kemang berubah menjadi perayaan seni dan desain selama enam minggu setiap tahun, dengan melibatkan semua kalangan. Indonesia akan menjadi pusat seni dan desain yang dihormati di dunia, sesuai dengan impian mereka.

Di bawah arahan Edwin Nazir, Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) bukan sekadar pameran seni dan desain. Ini adalah perayaan kreativitas yang menantang batasan tradisional seni dan desain dengan membawanya ke jalanan dan membukanya untuk semua orang. “Saat perjalanan kreatif Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) terus berlanjut, ini bukan hanya sekadar platform ini adalah gerakan untuk menjadikan Indonesia pusat seni dan desain dunia.” Ucap Edwin Nazir saat diwawancarai oleh tim Tanamtumbuh.

--

--

Tanamtumbuh Media
Tanamtumbuh Media

Written by Tanamtumbuh Media

Sebuah Publikasi Seni & Desain Secara Massal.

No responses yet