RI Produksi Laptop Merah Putih Buatan Dalam Negeri, 40 % Komponennya Lokal
Oleh : Ni Wayan Lewi Asih
Pemerintah Indonesia siap memproduksi laptop buatan dalam negeri yang diberi nama laptop Merah Putih. Dilansir dalam CNN Indonesia, menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud Ristek, Paristlyanti Nurwardani mengatakan laptop tersebut akan diprosuksi tahun 2021 sebanyak 10.000 unit model Laptop Merah Putih Dikti-edu. Laptop ini disebut menggunakan sumber daya manusia dalam negeri melalui kerja sama dengan tiga perguruan tinggi negeri (PTN) di RI. Adapun PTN yang terlibat dalam produksi laptop merah putih tersebut adalah Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Uniknya pihaknya juga mengandeng mahasiswa tunanetra dalam pengembangan produksi laptop ini.
Paristlyanti mengungkapkan bahwa Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang digunakan pada laptop tersebut memiliki presentasi 25 sampai 30 persen, dan pada tahun 2022 presentasenya akan lebih dari 40 persen kemudian pada 2023 diharapkan memiliki peningkatan presentase sebesar 40 hingga 65 persen.
Diketahui, pembuatan laptop Merah Putih yang memiliki sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di tahun 2021 memiliki anggaran sekitar 3,7 triliun untuk pengadaan unit laptop sebanyak 431.730 unit.
Program laptop Merah Putih yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan melibatkan dosen dan peneliti dari multi-disiplin. Tetapi yang paling banyak adalah dari bidang Teknik Elektro dan Informatika.
Harapan yang dicapai dalam program ini yakni industri dalam negeri akan meningkat kompetensinya dalam memproduksi perangkat digital, TKDN naik, tumbuhnya ekosistem (supply chain) industri perangkat digital di Indonesia, serta inovasi perguruan tinggi terkait dengan pembelajaran digital akan dimanfaatkan oleh pemerintah pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Tidak menutup kemungkinan dengan adanya kemajuan teknologi dalam negeri dalam memproduksi perangkat digital mampu membawa Indonesia menjadi pusat produksi perangkat digital ASEAN.
