Seberapa Kuat Kita dengan Sistem Hustle Culture di Indonesia

Tanamtumbuh Media
2 min readApr 10, 2021

--

pinterest.com

Perkembangan teknologi yang semakin pesat, juga lahirnya banyak pengusaha yang mencapai kesuksesan di usia muda, membuat kita semakin terdorong untuk bisa sukses di usia muda. Tidak heran jika banyak dari kita yang terobsesi menjadi pengusaha muda dan sukses seperti Mark Zuckerberg, Elon Musk dan Steve Jobs yang berhasil pada bidangnya. Di samping itu, banyak dari kita yang meyakini bahwa bekerja keras adalah satu-satunya tindakan yang benar-benar penting.

Begitu juga dengan generasi kita khususnya, seperti lulusan baru yang banyak tertarik dengan budaya gila kerja atau Hustle Culture. Hal ini merujuk pada seberapa sibuknya diri kita, juga tentang seberapa banyak yang telah kita kerjakan. Oleh karena itu, banyak orang tertarik dengan budaya “gila kerja atau workaholism”. Banyak dari kita beranggapan, semakin keras bekerja maka akan semakin sukses. Budaya ini telah menjadi standar bagi banyak orang untuk mengukur tingkat produktivitas dan kinerja seseorang.

Hustle culture sendiri merupakan gaya hidup yang mendorong seseorang untuk bekerja terus menerus, kapan pun dan di mana pun. Singkatnya, sering juga disebut “gila kerja”.

Hustle culture ini menggambarkan keadaan seseorang yang harus selalu bekerja untuk sukses, sehingga seringkali tidak punya waktu lagi untuk dirinya sendiri dan seringkali melupakan hal-hal seperti istirahat, liburan, pola tidur normal dan tidak ada waktu untuk dirinya sendiri. Bahkan kita sampai cenderung mengabaikan kesehatan karena merasa harus selalu bekerja.

Fenomena ini membuat seseorang percaya bahwa aspek kehidupan paling penting adalah mencapai tujuan profesional dengan bekerja keras tanpa henti (non-stop). Sayangnya, jika dilakukan terus-menerus, hal ini akan menyebabkan kita kelelahan dan juga timbulnya masalah kesehatan lainnya.

Dari apa yang kita telah ketahui bersama, Hustle Culture juga memberikan banyak dampak positif untuk kesuksesan masing-masing kita, namun tidak dapat dipungkiri bahwa budaya kerja keras seperti ini mempunyai dampak buruk utuk tubuh dan kesehatan kita.

Jika ditelusuri lebih jauh lagi, Dengan bekerja terus-menerus akan mengakibatkan kelelahan. Lebih jauh lagi, bisa mengakibatkan stres karena terlalu menekan tingkat produktivitas. Sehingga, dapat memicu kenaikan atau penurunan berat badan yang drastis, tekanan darah tinggi, kelelahan, hingga depresi.

Terlalu banyak pekerjaan juga akan mengakibatkan stres jangka panjang yang akan merusak sistem kekebalan tubuh kita seperti, penumpukan kolesterol di arteri, menyebabkan bisul, dan penyakit jantung. Apalagi jika kalian lupa makan atau pola makan menjadi berantakan karena banyaknya pekerjaan yang menumpuk, maka akan meningkatkan risiko diabetes.

Oleh karena itu, buat kalian yang memang mengidolakan budaya ini, perlu diketahui bahwa daya tahan tubuh setiap orang itu berbeda. Jadi, pertimbangakan kembali jam kerja kalian per hari, dan jangan lupa untuk beristirahat. Termotivasi untuk bekerja keras memang bukan suatu hal yang salah, tapi jika bekerja terus-menerus dan tanpa henti akan menjadi racun bagi diri kalian, terutama bagi kesehatan kalian. Ingat, kalian juga perlu untuk istirahat, meluangkan waktu dengan keluarga dan menjaga kesehatan fisik dan mental.

--

--

Tanamtumbuh Media
Tanamtumbuh Media

Written by Tanamtumbuh Media

Sebuah Publikasi Seni & Desain Secara Massal.

No responses yet