Stereotype Pria Tak Wajib Urusi Urusan Dapur Perlu Dihilangkan
Oleh: Ni Wayan Lewi Asih
Berbicara mengenai stereotype tidak terlepas dari kesetaraan gender yang berperan dalam kehidupan masing-masing. Stereotype terkait dengan pekerjaan tertentu masih melekat dalam kehidupan masyarakat khususnya di Indonesia. Salah satu contohnya yaitu terkait pekerjaan rumah tangga yang harus dikerjakan oleh kaum perempuan.
Kesetaraan gender di Indonesia masih rendah hal ini disebabkan karena edukasi tentang kesetaraan gender sejak usia masih dini dinilai kurang. Dengan memberi edukasi kesetaraan gender yang kurang, stereotype terhadap laki-laki menjadi haram hukumnya apabila mengurusi urusan dapur.
Lantas kenapa jika seorang laki-laki mengurusi urusan dapur? Bukankah dalam keluarga memang diharapkan dapat mampu saling bekerjasama untuk membentuk hubungan yang seimbang. Bagaimana cara untuk menghilangkan stereotype tersebut?
Menerapkan kesetaraan gender dalam lingkup keluarga bisa dilakukan dari hal-hal kecil terlebih dahulu salah satunya urusan dapur. Sebab keluarga adalah kesatuan masyarakat terkecil yang merupakan inti dan sendi-sendi masyarakat. Lelaki sebagai kepala keluarga baik sebagai anak sekalipun tak perlu merasa tabu lagi apabila diminta untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci piring ataupun memasak. Karena pada dasarnya itu merupakan tanggungjawab bersama dalam kehidupan berkeluarga. Rasa ego dan gengsi yang dimiliki kaum lelaki memang terkadang menyebabkan stereotype menjadi semakin nampak dalam lingkungan masyarakat. Namun bagi Sebagian orang yang mulai dewasa dan menyadari peran kesetaraan gender tidak merasa gengsi untuk bekerja mengurusi dapur bahkan mengurusi keperluan anak dirumah.
Pembedaan aktivitas anak laki-laki dan perempuan justru akan membuat anak-anak tidak dapat berkembang bebas. Buku ‘Materi Pembelajaran Pendidikan Keluarga Responsif Gender’ yang disusun Oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014 menyebutkan kesempatan aktivitas yang sama harus diberikan oleh orang tua terhadap semua anak. Peran orang tua dalam hal ini sengatlah penting untuk mampu menghapus stereotype yang diberikan oleh anak laki-laki maupun perempuan. Orang tua menjadi contoh bagi anak-anaknya sehingga diharapkan semua orang tua memperhatikan pola asuhnya yang nanti berpengaruh terhadap tumbuh dan kembang anak tersebut.