Teman Perupa ICAD — Irvan A. Noe’man
IRVAN A. NOE’MAN (l. Bandung, 21 Desember 1956 — w. Jakarta, 19 April 2015) adalah seorang desainer, organisator dan aktivis desain yang aktif berkarya dan mengadvokasi kebijakan desain dan industri kreatif di Indonesia. Ia lahir dalam keluarga desainer. Ayahnya, Ahmad Noe’man, dikenal sebagai “Maestro Arsitektur Masjid Indonesia”; ini membuatnya akrab dengan desain dan gambar di masa muda. Irvan belajar Desain Interior di ITB dan melanjutkan pendidikannya di jurusan Industrial Design di Rhode Island School of Design, Amerika Serikat dan lulus tahun 1985. Masa kuliahnya di ITB diwarnai dengan aksi demonstrasi mahasiswa terhadap kebijakan Orde Baru, di mana Irvan ikut terjun di dalamnya.
Tahun 1989, ia mendirikan firma desain BD+A dan mempraktikkan desain multidisiplin dan kolaborasi dengan desainer lintas negara. Selain membangun corporate identity dari brand-brand ternama di Indonesia, BD+A juga secara bagi Irvan untuk mengaplikasikan hasrat keingintahuan dan sikap visionernya dalam membaca perkembangankonsisten merilis trend forecast dalam dunia desain. BD+A seakan menjadi laboratorium teknologi dan kecenderungan desain dunia. Dengan pengetahuan yang holistik di bidang desain, Irvan dipercaya untuk menjadi pengajar dan mengepalai Jurusan Desain di Institut Kesenian Jakarta. Ia juga menjadi pengajar desain di Universitas Paramadina.
Irvan Noe’man banyak terlibat dalam asosiasi desain dan berperan aktif dalam penyusunan wacana desain dan diseminasi ilmu desain pada para desainer dan publik. Dilandasi stigma publik terkait inferioritas desainer Indonesa, Irvan berinisiatif membentuk aliansi desainer lintas negara. Tahun 1995, BD+A berafiliasi dengan EURO RSCG Design, perusahaan desain terkemuka di Paris. Pasca-krisis moneter Asia, di tahun 2001, dibentuklah The Design Alliance yang melibatkan 12 negara di Asia, yangg memungkinkan desainer berkolaborasi lintas kawasan dan menyatukan portfolio bersama.
Lewat semangat kolaborasinya, Irvan A. Noe’man terlibat dalam asosiasi-asosiasi desain seperti ADGI (desain grafis), HDII (desain interior) dan ADPII (desain produk). Ia membentuk FGD Forum yang menghidupkan usaha grafika di Indonesia, hingga membuahkan FGD Expo yang merayakan desain. Bersama teman-temannya di Bandung, ia mendirikan Bandung Creative City Forum (BCCF) untuk menaungi berbagai komunitas kreatf yang menjadi basis kekuatan kota. Tahun 2006, ia mendirikan Indonesian Design Power di bawah Departemen Perdagangan RI, seraya sadar bahwa diperlukan sikap politis untuk mencapai ekosistem kreatif yang ideal.
Sumbangan pemikiran Irvan Noe’man yang krusial adalah embrio Badan Ekonomi Kreatif di jajaran pemerintahan. Berangkat dari perhatiannya pada ekosistem industri kreatif lokal, Irvan menggagas cetak biru yang mengintegrasikan seni dan desain dalam pengembangan ekonomi nasional. Cetak biru tersebut mendekonstruksi cara berpikir lama terkait dunia kreatif dengan menekankan pentingnya koneksi komunitas-ahli-industri-birokrat dan kolaborasi pekerja kreatif. Tujuannya adalah perayaan produk kreatif yang menimbulkan sense of pride bagi publik dan meningkatnya posisi tawar kebudayaan Indonesia di dunia. Sebelum akhir hayatnya, Irvan menjabat sebagai anggota komite Seni Rupa Dewan Kesenian Jakarta.
Beberapa karya desain produk Irvan Noe’man mengaplikasikan kepercayaannya pada medium dan kriya lokal Indonesia. Kursi Kodikas yang ia desain menggunakan bahan rotan memenangkan Good Design Award di tahun 2012. Irvan A. Noe’man telah dianugerahi beberapa penghargaan seperti Gaikindo, How Design, Apple, IdN, serta Citra Pariwara.
Seniman : Irvan A Noe’man
Judul : Retrospektif Pemikiran Irvan Noe’man
Tahun : 1976–2014
Medium/Material : Arsip, Furnitur, dan Grafis Lini Waktu Sejarah
Dimensi : Bervariasi
Deskripsi :
ICAD menghadirkan retrospeksi salah satu desainer dan aktivis dunia kreatif terpenting di Indonesia, alm. Irvan A. Noe’man. Semenjak kehidupan kreatifnya dimulai dari masa muda, Irvan aktif merespon semangat zaman lewat karya-karya dan pemikirannya yang visioner, mulai dari menggugat rezim Orde Baru hingga merespon kebutuhan industri kreatif Indonesia di masa kosmopolitanisme desain. Metode kolaborasi dan berjejaring menjadi kunci bagi Irvan dalam menghimpun ekosistem dunia desain Indonesia untuk memiliki posisi tawar dalam wacana kreatif publik. Aktivismenya dalam menciptakan ekosistem kreatif yang berkontribusi pada peningkatan ekonomi publik menjadi satu pemikiran penting yang terakhir sebelum ia wafat.
Melalui Indonesia Design Power yang ia gagas, dihasilkan Cetak Biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia sebagai embrio lembaga ekonomi kreatif di jajaran pemerintah. Ia turut serta meyakinkan potensi ini sampai akhirnya ekonomi kreatif menjadi bidang khusus yang diperhatikan oleh pemerintah, masuk ke dalam jajaran kementerian di tahun 2009, dan menjadi badan khusus di bawah kepresidenan di tahun 2014.