Teman Perupa: Pameran “Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak” — Tisna Sanjaya

Tanamtumbuh Media
2 min readMar 7, 2022

--

alumni.itb.ac.id

Tisna Sanjaya lahir Bandung, 28 Januari 1958. Ia adalah seorang seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal secara luas melalui karya-karyanya yang ditampilkan dalam berbagai pameran. Tisna Sanjaya akrab mengkritisi situasi sosial-politik di sekitarnya. Melalui etsa-etsanya lulusan seni rupa Institut Teknologi Bandung ini banyak mengungkap berbagai permasalahan yang ia temui di ruang hidupnya. Perjalanan artistik tisna sendiri meluas. Ia menjelajahi berbagai bentuk keterlibatan sosial melalui seni pertunjukan, lukisan, instalasi, dan sebagainya.

Sejak lulus dari Seni Rupa ITB (1986), ia sangat produktif berkarya dan aktif berpameran baik tunggal maupun kelompok. Karena aktivitas dan intensitas berkaryanya, serta terobosan kreativitasnya sosok dan karya-karyanya banyak mengundang perhatian dan kupasan para pengamat seni rupa di Indonesia. Wacana berkarya yang dikembangkannya banyak ditanggapi, diikuti dan dinegasi oleh seniman-seniman lainnya terutama generasi yang lebih muda. Pada 2008 ia membangun Imah Budaya (Ibu) Cigondewah, sebuah pusat kebudayaan yang meninjau, merawat, dan menyelidiki tradisi masyarakat bantaran sungai setempat.

Pada tahun 2020 lalu Tisna mendapatkan Anugerah Kebudayaan Indonesia tahun 2020 pada kategori Pencipta, Pelopor, dan Pembaharu dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Anugerah Kebudayaan Indonesia merupakan salah satu bentuk apresiasi pemerintah terhadap orang-orang/pihak yang berkontribusi di dunia seni dengan kategori pelestari; pencipta, pelopor dan pembaharu; anak dan remaja; maestro seni tradisi; komunitas; dan pemerintah daerah. Pengumuman tersebut disampaikan pada 23 November 2020 lalu. Tisna memperoleh penghargaan tersebut atas perkembangan proyek seni mengenai seni lingkungan.

Sejak tahun 2007, Tisna berfokus pada proyek keseniannya yang berjudul Pusat Kebudayaan Cigondewah. Proyek ini merupakan salah satu bagian dari penelitian disertasi yang dilakukan oleh Tisna semasa menempuh pendidikan S3 di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Hingga saat ini, Imah Budaya Cigondewah menjadi ikon tersendiri bagi masyarakat lokal dengan menyediakan beberapa kegiatan pemberdayaan sosial dengan visi misi menciptakan rasa cinta pada alam dengan spirit revitalisasi tradisi lama yang berkolaborasi dengan kreasi semangat zaman kontemporer.

Tisna_Sanjaya — Teater 5 Agustus (1994) Foto karya: Goethe-Institut Indonesien

Dalam lukisan berjudul Teater 5 Agustus, (Teater 5 Agustus) Tisna Sanjaya mengacu pada peristiwa pada tanggal yang sama yang terjadi di ITB (Institut Teknologi Bandung) pada tahun 1989. Sejumlah mahasiswa menggelar demonstrasi menentang kehadiran Jenderal Rudini yang membuka mata kuliah Ideologi Pancasila yang saat itu dikenal dengan Penataran P4 (Indoktrinasi 4P). Mereka mengorganisir sejumlah aksi, seperti memasang poster, membakar ban, dan berjalan keluar saat sesi indoktrinasi. Demonstrasi tersebut mengakibatkan sejumlah mahasiswa ditangkap oleh pihak militer. Para mahasiswa tersebut kemudian dibawa ke pengadilan dan, pada gilirannya, dikeluarkan dari universitas karena mencemari citra ITB sebagai kampus yang ‘ramah.’

Sumber lainnya:

http://galeri-nasional.or.id/collections/603-teater_5_agustus

https://www.itb.ac.id/berita/detail/57693/dr-tisna-sanjaya-terima-anugerah-kebudayaan-indonesia-2020

--

--

Tanamtumbuh Media
Tanamtumbuh Media

Written by Tanamtumbuh Media

Sebuah Publikasi Seni & Desain Secara Massal.

No responses yet