Tentang SJW (Social Justice Warrior) di Sosial Media Twitter
Beberapa orang bermain Twitter dengan lebih serius dibandingkan yang lain. Adu argumen gak terhindarkan. Topik yang diperbincangkan berat dan serius.
Menurut data Google Trends, pencarian definisi istilah SJW mendominasi tren terkait kata ‘SJW’ dalam setahun ke belakang. Tidak sedikit pengguna Google di Indonesia mengetik kata kunci “kepanjangan sjw”, “arti sjw twitter”, “sjw itu apa”, dan “sjw artinya”. Ini artinya, setidaknya masih banyak dari kita yang baru saja menemukan istilah ini di portal media sosial dan tergerak untuk mencari tahu sebelum menggunakannya.
Menilik sejarah interpretasi dalam publikasi media, SJW sesungguhnya memiliki denotasi positif pada periode 1990-an. Misalnya, untuk mengapresiasi Michel Chartrand, pemimpin gerakan asosiasi dagang di Quebec, Kanada, atau memuji mereka yang berprofesi di bidang hukum. Pergeseran maknanya ke arah negatif baru dimulai pada tahun 2014 ketika istilah tersebut di-“berdayakan” untuk mengolok-olok perempuan dalam permainan daring (online gaming).
Ada dua definisi yang, sejujurnya, saya masih belum paham mana yang lebih tepat untuk dijadikan acuan. Oxford Dictionaries mengasosiasikan istilah SJW dengan makna peyorasi untuk mereka yang mempromosikan perspektif progresif. Urban Dictionary, portal yang menghimpun definisi bahasa gaul dari berbagai kontributor, menyajikan definisi serupa namun menambahkan bahwa mereka yang dilabeli SJW tidak hanya mempromosikan perspektif progresif, namun menggunakannya untuk menjadi pusat perhatian dan tidak benar-benar peduli dengan isu yang mereka sampaikan.
Jika definisi tersebut paling mendekati secara praktis, tentu bagaimana istilah ini digunakan dalam pembicaraan media sosial telah bergeser lebih dalam. Dari fungsi mempertanyakan apakah mereka yang berbicara tentang suatu isu sungguh-sungguh memahaminya, istilah itu menjadi alat menertawakan siapa pun yang berupaya peduli pada isu terkini, terlepas dari rasionalitas argumen yang disampaikan.