Terjebak Farmasi, Greedy atau Kurang Edukasi?

Tanamtumbuh Media
2 min readJan 21, 2021

--

unsplash.com

Akhir-akhir ini pasar modal semakin dibanjiri oleh investor angkatan ‘corona’, hal tersebut memberikan beberapa dampak karena banyaknya investor baru akan menguatkan serta menjaga stabilitas pasar modal Indonesia. Banyaknya investor baru yang terjun ternyata dapat dikatakan tidak diimbangi dengan edukasi yang mumpuni. Hal tersebut merupakan sesuatu yang berbahaya, apalagi ditambah dengan kondisi market saham di akhir tahun kemarin dalam kondisi bullish dan dapat dikatakan sangat mudah untuk mendapatkan keuntungan dari gain saham yang dimiliki investor.

Bahkan ada istilah “monyet juga bisa untung” saat kondisi market yang sedang naik-naiknya. Hal tersebutlah yang dapat mendatangkan musuh investor, yaitu sifat greedy. Sifat tersebut banyak datang dari investor baru, contohnya pada saham farmasi yang sedang naik daun karena datangnya vaksin ke Indonesia seperti Kimia Farma (KAEF), Itama Ranoraya (IRRA), dan Pyridam Farmasi (PYFA) yang pada minggu lalu mengalami kenaikan sangat drastis, hal tersebut sampai pada puncaknya hingga setelah penyuntikan vaksin kepada Presiden, Bapak Joko Widodo.

Keadaan setelah penyuntikan tersebut ternyata sangat jauh dari yang diharapkan, banyak investor berharap beberapa saham farmasi semakin ‘terbang’ tinggi. Tapi apa boleh dikata, keadaan market tidak sesuai harapan dan malah mengalami penurunan hingga mengalami harga terendah atau auto reject bawah (ARB). Keadaan tersebut ternyata bukan hanya terjadi dalam sehari, melainkan beberapa hari yang mengakibatkan banyak investor greedy yang tidak dapat menjual sahamnya karena tidak adanya pembeli.

Kondisi seperti itu sekarang hanya bisa dijadikan pembelajaran kepada investor karena nasi sudah menjadi bubur, selain itu kita sebagai investor atau apapun itu harus memiliki edukasi tentang apa yang akan kita lakukan, karena hal tersebut dapat meminimalisir resiko yang akan diterima nantinya. Jadi, nyangkut saham farmasi itu greedy atau kurang edukasi?

--

--

Tanamtumbuh Media
Tanamtumbuh Media

Written by Tanamtumbuh Media

Sebuah Publikasi Seni & Desain Secara Massal.

No responses yet