Tiga Karya Terbaik di Pameran Seventh BaCAA Berbicara Soal Pandemi dan Marwah Perempuan
Tepat pada Jumat, 12 Agustus 2022 diselenggarakan malam penganugerahan Seventh BaCAA. Dari lima belas karya yang ditampilkan, tiga terbaik dianugerahi hadiah berupa uang tunai sebesar Rp. 100.000.000, Residensi di Intermondes, la Rochelle, Perancis, dan art trip ke pusat seni rupa internasional.
Acara malam penganugerahan Seventh BaCAA dengan dewan juri yang beranggotakan Aaron Seeto, Evelyn Halim, FX Harsono, Tom Tandio, dan Wiyu Wahono sepakat untuk memilih tiga finalis yang berhak memenangkan hadiah tersebut yaitu, Patriot Mukmin, Victoria Kosasie, dan Perempuan Pengkaji Seni.
Di antara sejumlah karya finalis yang mengangkat tema soal fenomena Covid-19, karya Patriot Mukmin yang berjudul “Discourse of the Disease”, dapat disebut yang paling kuat dari segi gagasan, metode maupun presentasinya. Lewat karya ini ia menyadari betapa psikis masyarakat secara umum pada masa pandemi sangat dipengaruhi oleh peredaran informasi.
Patriot Mukmin menginisiasi sebuah proyek partisipatoris dengan para pengguna media sosial untuk bersama-sama mendekonstruksi berita bohong tentang COVID-19. Bagian penting lainnya dari proyek ini adalah ratusan QR code yang secara instingtif ia buat untuk menunjukkan lokasi dan aktivitasnya pada masa pandemi.
Dewan juri menyayangkan masih belum ada keseimbangan antara prosentase seniman laki-laki dan perempuan. Namun, kekecewaan itu cukup terobati oleh karya-karya Victoria Kosasie dan kolektif Perempuan Pengkaji Seni.
Dalam karya BASINS, Victoria Kosasie menulis sebuah teks serupa surat seorang ibu kepada anak perempuannya. Berisi tentang sebuah keharusan dan larangan bagi seorang perempuan, terutama dalam budaya Jawa. Secara sekilas bunyi surat itu menggambarkan ekspresi seorang ibu yang ingin anaknya kelak menjadi ‘perempuan baik-baik’.
Selama 22 menit, Victoria membacakan teks tersebut dengan posisi tubuh berbaring menghadap air yang menetes dari sebuah wadah yang lama kelamaan membasahi sekujur tubuhnya. Dengan performans ini, Victoria tengah mempertanyakan berbagai stereotipe perempuan yang telah menjadi warisan menyejarah di Indonesia.
Dua karya tersebut berhubungan dengan persoalan gender serta performans yang kuat, kritis, dan menggugah membuat dewan juri sepakat memberikan hadiah utama kepada Victoria Kosasie dan Perempuan Pengkaji Seni.
Dalam performans Perempuan Pengkaji Seni, Rotary, lima orang perempuan duduk melingkar di bangku-bangku dengan mesin jahit jinjing dipangkuan masing-masing.
Karya ini menggambarkan persoalan perempuan, konsumerisme, dan limbah, yang menarik didiskusikan tidak hanya dalam kaitan dengan mayoritas buruh perempuan di pabrik-pabrik garmen di Indonesia, tapi juga kehidupan perempuan Indonesia pada umumnya sebagai ‘buruh gratisan’, ketika harus bekerja di rumah dan hanya dibebani pekerjaan-pekerjaan domestik.
Tiga karya terbaik dapat dilihat di pameran Seventh BaCAA yang berlangsung dari tanggal 12 Agustus 2022 hingga 19 September 2022 di Lawangwangi Creative Space, Bandung.