Voice Against Reason, Pameran Interaktif Tanpa Batas
Proyek besar Museum MACAN bertajuk “Voice Against Reason” menyuarakan dialog berlawan arus.
“Apa makna dari bersuara atau berpendapat?” menjadi titik fokus pameran yang dipersembahkan Museum MACAN dalam Voice Against Reason. Pertanyaan ini divisualisasikan melalui eksibisi dengan menghadirkan kumpulan karya dari 20 lebih seniman berbagai negara lintas Asia-Pasifik; Australia, Bangladesh, India, Indonesia, Jepang, Singapura, Thailand dan Vietnam yang menyoroti berbagai isu melalui perspektif seni. Pameran yang telah berlangsung sejak tanggal 18 November 2023, masih dapat dinikmati pertunjukkanya hingga 14 April 2024.
Kolaborasi seni tradisional dan kontemporer modern memberi kesempatan bagi para pelaku seni mengeksplorasi bermacam bentuk perasaan juga peristiwa. Sama halnya dengan audiens yang hadir, isu yang diangkat menciptakan beragam interpretasi dan pandangan atas kisah-kisah yang divisualisasikan. Dengan dukungan tim Kuratorial dan Edukasi Museum MACAN beserta ko-kuratorial, Putra Hidayatullah dan Rizki Lazuardi, pameran ini dirancang untuk memperdalam partisipasi audiens terhadap karya seni dengan tema yang dikupas.
Tak hanya narasi sejarah dan politik, Museum MACAN mempersembahkan Fauna Wastopia–Ruang Seni Anak oleh seniman berbasis Bandung, Rega Ayundya Putri. Telah ada sejak 2017, berfokus pada instalasi untuk anak-anak dan keluarganya. Sekarang, komisi Fauna Wastopia ingin memperkenalkan interaksi artistik seniman kepada audiensnya, serta melibatkan pendekatan pendidikan yang interaktif dan partisipatif dalam penyajian artistik mereka.
Selain itu, Fauna Wastopia mendalami isu kepunahan dan degradasi lingkungan yang menjadi konsekuensi dari buruknya pengelolaan sampah. Berkolaborasi dengan Deathless Ramz, di area Ruang Seni Anak, akan terpampang sekitar 28 gambar mutan imajiner dalam bentuk cetakan akrilik di dinding beserta deskripsi singkat mutan-mutan. Bahkan, tersedia area aktivitas untuk anak-anak menciptakan spesies mutan mereka sendiri dengan membuat kolase yang dapat dibawa pulang atau ditempel di dinding area aktivitas.
Nin Djani, Kurator Edukasi dan Program Publik berharap dengan adanya instalasi Ruang Seni Anak ini mampu menginspirasi anak-anak dan keluarga bahwa setiap tindakan berdampak pada alam sehingga lebih sadar dalam mengelola sampah dan menjaga lingkungan sekitar.
Menampilkan karya tradisional dan kontemporer, pameran ini menyoroti seniman dengan mahakaryanya seperti Shilpa Gupta, asal India yang dikenal dengan karya pemaknaan objek, tempat, dan manusia. Gupta menyajikan karya partisipatoris dinding batu bata monolitik terbuat dari sabun dengan ukiran “THREAT” (ancaman) yang disusun hingga 4500 tumpukan, mengajak audiens untuk merenungkan makna membersihkan tubuh dengan diperbolehkan membawa sabun tersebut.
Kemudian, Ika Arista, empu keris kelahiran Desa Aeng Tong-tong, Kabupaten Sumenep dengan karyanya Keris Panangko. Warisan turun menurun Ika menjadi benang merah karyanya seputar warisan budaya senjata tradisional, seperti keris, batik, dan tombak.
Seniman asal Bangladesh, Kamruzzaman Shadhin mendirikan Gidree Bawlee Foundation of Arts yang merupakan platform advokasi komunitas seni di Bangladesh. Shahdin telah menyelenggarakan beberapa proyek melibatkan partisipasi di kampung halamannya Thakurgaon, berfokus pada politik lingkungan, tantangan, dan dampaknya terhadap lingkungan masyarakat. Karyanya menggabungkan kerajinan tradisional dari tanah kelahirannya, kain bekas dan rami untuk mengangkat isu migrasi, keadilan sosial, identitas, dan sejarah lokal.
Kolaborasi yang dinamai Voice Against Reason lebih dari sekadar pameran seni, namun mampu menyatukan berbagai disiplin ilmu dan menjadi wadah bersuara masyarakat yang direpresentasikan para seniman terkemuka melalui karya-karya terbaik mereka. Resonansi suara-suara seni menciptakan kebersamaan dan perasaan empati terhadap berbagai peristiwa kehidupan.
Selama periode pameran berlangsung, museum MACAN akan menghadirkan serangkaian diskusi, program kuliah terbuka, dan program-program publik. Untuk kalian yang ingin merasakan pengalaman langsung interaksi kolaborasi dengan karya-karya seniman terkemuka, Voice Against Reason telah dibuka perdana sejak tanggal 18 November 2023 dan tetap dapat dinikmati hingga 14 April 2024, di Museum MACAN.