White Lie Hanyalah Pembenaran
Banyak orang bilang ada satu jenis kebohongan yang boleh dilakukan oleh semua orang, yaitu berbohong demi kebaikan alias white lie. White lie sering dipakai untuk memuji orang lain yang sebenarnya tidak sesuai kenyataan. Kita beralasan agar orang itu merasa dihargai.
White Lie
Menurut Kamus Cambridge, white lie adalah kebohongan yang dilakukan seseorang sebagai bentuk kesopanan. White lie juga kerap dilakukan untuk mencegah orang lain menjadi marah karena kenyataan yang pahit atau menyakitkan.
Pro dan Kontra
Psikolog menyatakan berbohong demi kebaikan bisa jadi positif ketika hal tersebut dilakukan atas dasar empati. Kita mengerti bahwa kebohongan kecil dapat menyelamatkan perasaan orang lain, bahkan membuat mereka merasa lebih percaya diri.
Pada situasi tertentu, berbohong demi kebaikan memang perlu dilakukan. Tetapi,berbohong demi kebaikan, apa pun alasannya, tetaplah merupakan bentuk dari kebohongan. Akan ada konsekuensi yang harus Anda tanggung, misalnya:
- Kedekatan dengan orang lain secara emosional akan berkurang, bahkan bisa mendapat predikat pengkhianat karenanya.
- Harus melakukan kebohongan yang lain secara terus-menerus sehingga mengaburkan fakta yang seharusnya disampaikan secara jujur. Semakin lama ditutupi kebenaran tersebut, semakin fakta tersebut akan menyakitkan orang lain saat terungkap.
- Muncul rasa tidak nyaman atau bersalah pada diri sendiri. Kita mungkin akan menghindari topik tertentu agar tidak memicu berbohong demi kebaikan tersebut, bahkan rela berdebat demi menutupi fakta sebenarnya.
- Berbohong demi kebaikan yang dilakukan terus-menerus juga akan menggerus harga diri kita, terutama karena kita akan mencap diri sendiri sebagai orang yang tidak jujur dan tidak memiliki integritas.
- Di pihak lain, berbohong demi kebaikan akan membawa dampak buruk bagi orang yang dibohongi. Tidak jarang, ia akan bingung, cemas, marah, curiga, bahkan merasa tidak dipedulikan. Dalam jangka panjang, harga diri orang yang kita bohongi juga akan terluka dan sulit menyembuhkannya seperti sedia kala.
Hindari Berbohong
Kita harus menghindar dari yang namanya bohong. Tidak ada itu ‘bohong untuk kebaikan’. Daripada bohong, mending jujur. Yang penting bagaimana cara kita menyampaikannya.
Misal, tak ingin menyakiti perasaan yang rasanya agak gemukan, kita kemudian mengatakan bahwa tak ada yang berubah dari dia. Atau bahkan kita menyebut dia kurusan, padahal tidak sama sekali.
Kita harus mengatur bagaimana cara kita berbicara dengan orang, sehingga orang lain tidak tersinggung dengan perkataan kita. Bisa diubah dengan ‘Kamu kelihatan lebih segar. Pipi kamu agak chubby, tapi segar’
Selalu berempati terhadap orang lain memang merupakan tindakan yang diperlukan dalam menjalin hubungan. Namun, jika dihadapkan pada pilihan untuk berbohong demi kebaikan atau berkata jujur meski menyakitkan, sebisa mungkin dahulukan opsi yang kedua.
Seperti kata Agustisadewa “Berbohong demi kebaikan itu hanyalah pembenaran, karena yang benar adalah kebaikan tak pernah berbohong.”